Masa Depan Laut di Tangan Kita

- Editor

Senin, 16 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersama dengan sejumlah aktivis pencinta lingkungan meresmikan Pandu Laut Nusantara di area hari bebas kendaraan atau car free day Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (15/7/2018). Organisasi itu diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin ikut merawat dan menjaga kelestarian laut Indonesia.

Area car free day (CFD) Thamrin lebih semarak dari biasanya. Ribuan orang telah berkumpul sejak pukul 06.00 pagi di depan Menara BCA menanti kedatangan Susi beserta rombongan aktivis pencinta lingkungan. Berbagai atribut kampanye laut sehat dan bersih disiapkan di berbagai titik. Sejumlah orang berebut swafoto mengenakan atribut kampanye itu.

PANDU WIYOGA UNTUK KOMPAS–Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) dan Vokalis Slank Kaka (meniup trumpet) meresmikan Pandu Laut Nusantara di area car free day Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (15/7/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Susi mengatakan, laut adalah masa depan Indonesia yang harus dijaga untuk anak-cucu. “Wilayah kita ini 71 persennya itu laut, dan laut itu pula yang menyatukan kita sebagai satu bangsa,” ujarnya.

Wilayah kita ini 71 persennya itu laut, dan laut itu pula yang menyatukan kita sebagai satu bangsa.

Susi menilai, saat ini pemerintah membutuhkan bantuan masyarakat untuk menjaga kelestarian laut. Selain menjadi penyumbang sampah samudra terbesar kedua di dunia, aktivitas penangkapan ikan secara ilegal masih berlangsung di laut Indonesia. “Harusnya label itu bikin kita sebagai orang Indonesia malu,” kata Susi.

Sementara gitaris Group Band Slank Ridho mengaku pernah menemukan sampah plastik di kedalaman 40 meter saat menyelam. Sampah plastik itu tak hanya membahayakan ikan, tetapi juga manusia. “Sampah plastik kadang termakan ikan, dan masuk ke tubuh kita karena makan ikan itu,” ucapnya.

Hal itu masih diperparah dengan penggunaan bom ikan dan potasium sianida oleh nelayan untuk menangkap ikan. “Satu gram potasium sianida itu bisa membunuh ikan dalam radius enam meter persegi. Padahal satu nelayan biasanya membawa satu liter, jadi satu orang saja bisa bisa menyebabkan kerusakan laut seluas enam kilometer persegi,” kata Susi.

PANDU WIYOGA UNTUK KOMPAS–Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyematkan selendang Pandu Laut Nusantara pada Gitaris Slank Ridho, Minggu (15/7/2018).

Terbuka bagi semua
Untuk menjaga laut, Pandu Laut Nusantara dibentuk. Rencananya, organisasi itu akan membuka kantor perwakilan di seluruh Indonesia agar memudahkan masyarakan yang ingin bergabung. Aktivis lingkungan Bustar Maitar mengatakan, Pandu Laut Nusantara terbuka bagi semua orang yang cinta pada laut. Tujuan organisasi itu membuat laut Indonesia lebih bersih dan sehat.

Pandu Laut Nusantara berawal dari gagasan Susi dan beberapa penghobi olahraga selam. Vokalis Group Band Slank Kaka mengatakan, awalnya ia hanya ingin ngobrol dengan Susi tentang kondisi laut Indonesia. Dalam pertemuan itu, Susi mendorongnya jadi salah satu inisiator Pandu Laut Nusantara.

Kendati demikian, Pandu Laut Nusantara juga terbuka bagi masyarakat yang memiliki kepedulian pada laut tetapi tidak pernah atau tidak menyukai kegiatan olahraga laut. Aktor dan Penyanyi Marcell Siahaan adalah salah satunya. Kegelapan dan kedalaman air bukan hal yang menyenangkan baginya.

PANDU WIYOGA UNTUK KOMPAS–Seorang warga berfoto bersama anaknya untuk mempromosikan gerakan menjaga laut, Minggu (15/7/2018).

“Untuk ikut menjaga laut, kita tidak harus menjadi perenang atau penyelam handal, yang dibutuhkan hanyalah hati yang peduli,” kata Marcell. Rasa takutnya pada kedalaman laut bukan halangan baginya untuk turut menjaga laut menjadi lebih bersih dan sehat.

Untuk ikut menjaga laut, kita tidak harus menjadi perenang atau penyelam handal, yang dibutuhkan hanyalah hati yang peduli.

Pada 29-30 Oktober, Indonesia akan menjadi tuan rumah Our Ocean Conference 2018 yang diikuti oleh sekita 100 negara. Untuk itu, Susi mengajak supaya masyarakat berpartisipasi menjaga kebersihan laut minimal dengan mengurangi penggunaan plastik.

Jika kebersihan laut terjaga, maka ikan sehat lebih mudah didapat masyarakat. “Ikan yang jadi makanan kita itu rumahnya di laut. Maka, siapa pun merusak laut dan membuat kita tidak bisa menikmati ikan, akan saya tenggelamkan,” ujar Susi disambut tawa ribuan orang di hadapannya. (PANDU WIYOGA)–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 16 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:30 WIB

Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB