Makan di Luar Rumah Memicu Masalah Kesehatan

- Editor

Senin, 2 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Makan lebih banyak di luar rumah, baik di rumah makan, kafetaria, ataupun restoran cepat saji meningkatkan paparan phthalate, sekelompok zat kimia yang ada dalam kemasan makanan dan bahan olahan. Paparan phthalate memicu gangguan hormon manusia, masalah kesuburan, komplikasi kehamilan, dan persoalan kesehatan lainnya.

Studi itu pertama kali membandingkan paparan phthalate pada manusia yang makan di luar rumah dibandingkan menikmati makanan buatan sendiri. Hasilnya, mereka yang lebih banyak makan di restoran dan kafetaria memiliki level phthalate 35 persen lebih tinggi daripada mereka yang makan makanan dibeli di toko.

”Studi ini menunjukkan makanan yang disiapkan di rumah memiliki level phthalate lebih rendah,” kata Ami Zota, ScD, MS, asisten profesor kesehatan lingkungan dan tenaga kerja Milken Institute School of Public Health di George Washington University, Kamis (29/3/2018). Tim peneliti memakai data dari National Health and Nutrition Examination Survey 2005-2014 dan melibatkan 10.253 partisipan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penulis utama, Julia Varshavsky, PhD, MPH, yang mengerjakan studi itu saat ia berada di University of California, Berkeley, School of Public Health, Zota, and dan kolega mereka menggunakan data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) yang dikumpulkan tahun 2005 sampai 2014.

–Makanan cepat saji kian digemari. Namun, jika terlalu sering menyantap makanan cepat saji tidak baik bagi kesehatan. Kompas/Priyombodo (PRI)

Sebanyak 10,253 partisipan dalam studi ditanya terkait apa yang mereka makan dan di mana mereka makan dalam 24 jam terakhir. Para peneliti kemudian menganalisis kaitan antara mereka yang makan dan level phthalate dalam produk yang ditemukan dalam sampel tiap partisipan. Tim tersebut menemukan, 61 persen dari partisipan dilaporkan makan di luar rumah sehari sebelumnya.

Kalangan remaja
Tim peneliti menemukan, keterkaitan antara paparan phthalate dan makan ke luar signifikan untuk semua kelompok umur, tetapi yang tertinggi ditemukan di kalangan remaja, orang dewasa yang banyak mengonsumsi makanan cepat saji dan makanan lain yang dibeli di luar rumah, yakni 55 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengonsumsi makanan di rumah.

Jenis makanan tertentu, khususnya burger keju dan sandwich lainnya, dikaitkan dengan meningkatnya level phthalates, tetapi hanya jika makanan itu dibeli di outlet cepat saji, restoran, ataupun kafetaria. Studi menemukan, sandwich yang dikonsumsi di tempat-tempat makan itu dikaitkan dengan level phthalate lebih tinggi 30 persen pada semua kelompok umur.

” Ibu hamil, anak-anak, dan para remaja lebih rentan terhadap efek racun dari zat kimia berbahaya pada hormon. Jadi, penting untuk menemukan cara membatasi paparan itu kepada mereka,” kata Varshavsky, yang kini merupakan ilmuwan posdoktoral pada University of California, San Francisco. Studi lanjutan perlu dilakukan untuk menyelidiki intervensi paling efektif dalam menghilangkan phthalates dari rantai makanan. (SCIENCEDAILY/EVY)

Sumber: Kompas, 2 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB