Liberalisasi Pendidikan Jadi Tantangan

- Editor

Kamis, 9 April 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada era digital, liberalisasi pendidikan tak dapat dihindari. Namun, Indonesia perlu menyusun konsep matang agar nilai-nilai luhur bangsa tidak terdegradasi.
Demikian benang merah diskusi “Tantangan dan Peluang Liberalisasi Pendidikan di Era Digital” yang diselenggarakan Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di KAHMI Center Jakarta, Rabu (8/4). Hadir sebagai pembicara, Rektor Universitas Sebelas Maret Ravik Karsidi, anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati, dan Direktur Riset Akbar Tandjung Institute Muhammad Alfan Alfian.

Ravik Karsidi mengatakan, pada abad ke-21, persaingan global tidak dapat dihindari. Pasar global berkembang cepat seiring dengan tumbuhnya internet. Sebuah negara maju dengan mudah memanfaatkan internet untuk memengaruhi dan mengeruk keuntungan dari negara lain dari beragam sektor, termasuk sektor pendidikan.

Persoalannya, menurut Ravik, ketika Indonesia tidak mampu menyaring budaya asing yang tidak sesuai karakter bangsa, nilai-nilai luhur Indonesia akan punah. Budaya bangsa, seperti gotong royong, kejujuran, kerja keras, dan keberanian, akan tergantikan dengan sikap individualistis, egois, dan ingin serba instan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita perlu menyusun peta jalan pendidikan Indonesia jangka panjang. Mungkin semacam garis besar haluan pendidikan sehingga implementasi pendidikan mengacu konsep itu. Kalau sekarang, setiap kali pergantian pemerintah, sistem pendidikan juga berubah,” kata Ravik.

Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Alfan Alfian mengatakan, pada era digital, perubahan budaya sangat cepat. Orang-orang harus cerdas menggunakan internet agar tak terperangkap dalam keburukan. Di internet, muatan negatif dan positif sama banyaknya sehingga pengguna internet perlu menyaring dengan cermat.

“Pendidikanlah yang akan memfilter nilai-nilai yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia,” kata Muhammad Alfan Alfian.

Jasa pendidikan
Sejak 1994, Indonesia menjadi anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dengan demikian, Indonesia tak bisa menghindar dari perjanjian liberalisasi perdagangan, termasuk jasa pendidikan. Reni Marlinawati mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah membuat aturan untuk memfilter budaya asing dalam pendidikan. Namun, aturan tersebut belum sepenuhnya diterapkan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi sudah mengakomodasi kepentingan bangsa dalam pendidikan.

“Isi undang-undang itu mengatur tegas bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun lembaga pendidikan tersebut milik asing, muatan ajarannya tidak boleh mengesampingkan kepentingan nasional,” tutur Reni.

Dia menilai penerapan undang-undang itu tidak tegas. Padahal, Pasal 90 UU No 12/2012 menyatakan, perguruan tinggi negara lain wajib mendukung kepentingan nasional. (B04)
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 April 2015, di halaman 12 dengan judul “Liberalisasi Pendidikan Jadi Tantangan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB