Letusan Sinabung Bisa Bertahun-tahun

- Editor

Jumat, 15 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, berpotensi masih akan berkepanjangan. Oleh karena itu, relokasi pengungsi seharusnya bisa disegerakan, sesuai zona bahaya yang telah ditetapkan.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Sinabung kembali erupsi pada Kamis (14/1) pukul 13.35 diikuti gempa letusan. Sebelumnya, pada pukul 06.37, juga terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu 1.100 meter.

Kepala Bidang Pemantauan Gunung Api PVMBG Gede Suantika mengatakan, erupsi Gunung Sinabung saat ini memiliki dua tipe, yaitu tipe eksplosif yang ditandai keberadaan kolom abu vertikal. Tipe lain, erupsinya berupa guguran kubah lava menuruni lereng. “Disimpulkan, saat ini lava semakin mengental. Namun, kita belum tahu, sampai kapan erupsi Sinabung ini akan berlangsung,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Staf Khusus Bidang Kebencanaan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Surono, letusan Gunung Sinabung kemungkinan masih akan panjang karena akumulasi energinya besar mengingat tak meletus 1.200 tahun terakhir. “Paling cepat masih lima tahun sejak 2014,” katanya.

Menurut Gede Suantika, jika pun nanti letusan Gunung Sinabung mereda, tidak ada jaminan gunung ini tak meletus lagi. “Kita memang tidak punya data memadai soal karakter Sinabung mengingat gunung ini lama tidak meletus. Namun, dari hasil penelitian geologi terlihat banyak sekali produk letusannya di masa lalu. Ada kombinasi aliran lava dan awan panas berseling-seling sebagaimana terjadi saat ini. Kemungkinan letusannya di masa lalu juga berlangsung bertahun-tahun,” katanya.

Zona bahaya
Sebelumnya diberitakan, warga Desa Gurukinayan, Berastepu, Gamber, dan Kutatonggal hingga saat ini masih tinggal di hunian sementara karena lambannya proses relokasi (Kompas, 13/1).

Menurut Suantika, tata ruang dan pola hunian di Sinabung harus disesuaikan zona bahaya terbaru. Meskipun rumah-rumah di Desa Gamber, Kutatonggal, dan Berastepu masih utuh, lokasinya ada di bukaan kawah yang rentan terdampak.

“Kami sudah merekomendasikan relokasi sejak lama. Namun, soal realisasinya itu bukan kewenangan kami,” katanya.(AIK)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “Letusan Sinabung Bisa Bertahun-tahun”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB