Lahan Bukan untuk Korporasi

- Editor

Kamis, 12 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan data rencana pelepasan seluas 1.630.421 hektar pada tahun 2018 dan seluas 1.754.222 hektar tahun 2019 untuk tanah objek reforma agraria atau TORA. Pemerintah diminta terbuka menunjukkan penerima lahan dan peta lokasi ini kepada publik.

Seperti diberitakan Kompas, 10 April 2018, Greenpeace Indonesia menyatakan data-data pelepasan itu sebagian besar dialokasikan untuk perkebunan . “Hal ini tidak sesuai dengan data yang dipublikasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” kata Djati Witjaksono Hadi, Kepala Biro Humas KLHK yang atas nama Menteri LHK memberikan klarifikasi tertulis terkait berita itu, Rabu (11/4/2018).

Pembukaan Lahan Ancam Hutan – Kondisi kerusakan hutan karena pembukaan lahan di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa (15/11/2018). Kondisi hutan di Puncak Jaya yang didominasi wilayah pegunungan ini makin terancam karena pembukaan lahan untuk ladang penduduk seiring berkembangnya Mulia sebagai ibu kota kabupaten.–(Kompas/Iwan Setiyawan)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada tabel data yang dipublikasikan KLHK dan situs www.sitinurbaya.com berjudul “Alokasi Arahan TORA (SK MenLHK no.180/2017)” ditunjukkan rincian-rincian item total seluas 4.853.549 juta hektar. Rinciannya yaitu hutan produksi yang dapat dikonversi tidak produktif seluas 2.169.960 ha, alokasi TORA dari 20 persen pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan 437.937 ha.

Arahan Alokasi TORA

Program pemerintah
Sementara alokasi lahan untuk program pemerintah untuk pencadangan percetakan sawah baru 65.363 ha, permukiman transmigrasi berupa fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang sudah mendapat persetujuan prinsip 514.909 ha; permukiman, fasilitas sosial, dan fasilitas umum 439.116 ha.

Adapun alokasi lahan garapan berupa sawah dan tambak rakyat 379.227 ha, pertanian lahan kering yang menjadi sumber mata pencaharian utama masayrakat setempat 847.038 ha.

Pada tabel yang lebih detail “Progres dan Rencana Penyelesaian TORA” dirinci data rencana pelepasan seluas 1.630.421 hektar pada tahun 2018 dan seluas 1.754.222 ha tahun 2019 seluruhnya dari hutan produksi yang dapat dikonversi berhutan tidak produktif. Poin ini yang disinyalir Greenpeace Indonesia, akan diarahkan pada perkebunan.

KLHK–Perkembangan Pemberian TORA

Terkait klarifikasi KLHK ini, Arie Rompas dari Greenpeace Indonesia berharap KLHK memberikan data yang lebih jelas. Diantaranya berisi penerima TORA dan lokasi TORA. Ini akan membantu KLHK dalam pengawasan agar program TORA tepat sasaran. “Dalam data tidak memuat informasi yang jelas. Kalau untuk masyarakat, siapa mereka ?” imbuh Arie Rompas, aktivis Greenpeace Indonesia.

Di sisi lain, dalam suratnya, KLHK juga menyatakan pelepasan kawasan hutan untuk TORA tak akan menyebabkan deforestasi. Klaim pemerintah, justru akan terjadi reforestasi atau penghijauan kembali. Hal itu berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2015 tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan pasal 19 bahwa pelepasan hanya diberikan pada areal yang tidak produktif/tidak berhutan.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 12 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB