Konsentrasi karbon dioksida di Bumi saat ini telah sangat tinggi, bahkan tertinggi sejak 3-5 juta tahun terakhir. Ini berarti pemanasan global akan lebih parah dan perubahan iklim akan lebih jelas, memicu kenaikan suhu, cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan laut.
–Kesenjangan antara target penurunan emisi dan realitasnya semakin melebar. Dengan Kesepakatan Paris, fokus kesenjangan penilaian bergeser dari 2020 ke 2030 sebagai target tahun baru dan mulai memasukkan batas kenaikan suhu global 1,5 derajat celsius (sumber: UNEP).
Buletin Gas Rumah Kaca dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang dirilis pada 25 November 2019 menyebutkan, konsentrasi karbon dioksida rata-rata global mencapai 407,8 bagian per juta (ppm) pada 2018, naik dari 405,5 ppm pada 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Perlu diingat bahwa terakhir kali Bumi mengalami konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang sebanding saat ini adalah 3-5 juta tahun yang lalu. Saat itu, suhu Bumi lebih hangat 2-3 derajat celsius dan permukaan laut 10-20 meter lebih tinggi dari sekarang,” kata Petteri Taalas, Sekretaris Jenderal WMO.
Konsentrasi CO2 mulai melewati ambang batas 400 ppm pada 2015. Sejak itu, konsentrasinya terus meningkat. Gas CO2 menyumbang sekitar 80 persen penyebab gas rumah kaca (GRK) yang memerangkap panas dan menyebabkan pemanasan global.
Padahal, karbon dioksida bisa bertahan lama di atmosfir sehingga, sekalipun emisi bisa dikurangi, dampak gas rumah kaca akan bertahan hingga bertahun-tahun kemudian. Jadi, upaya penurunan emisi saat ini hanya bisa menahan laju pemanasan global tidak bertambah cepat, tetapi tidak bisa menghentikan perubahan iklim.
Apalagi, menurut data WMO, hingga saat ini tidak ada tanda-tanda perlambatan, apalagi penurunan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terlepas dari semua komitmen berdasarkan Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Laporan Kesenjangan Emisi 2019 oleh United in Science untuk KTT Aksi Iklim Sekretaris Jenderal PBB menunjukkan, emisi gas rumah kaca terus meningkat dan semakin senjang antara target yang disepakati untuk mengatasi pemanasan global dan kenyataan aktual.
”Temuan buletin Gas Rumah Kaca WMO dan Laporan Kesenjangan Emisi UNEP menunjukkan kepada kita arah yang jelas, dalam periode kritis ini, dunia harus memberikan tindakan nyata terhadap peningkatan emisi,” kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP). ”Kita menghadapi pilihan yang jelas: menggerakkan transformasi radikal yang kita butuhkan sekarang atau menghadapi konsekuensi dari planet yang secara radikal diubah oleh perubahan iklim.”
Oleh AHMAD ARIF
Editor YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 2 Desember 2019