Kolaborasi dengan Swasta Kikis Kendala

- Editor

Selasa, 30 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Masa pandemi ini membuat banyak pihak berkolaborasi untuk mencari jalan keluar penanganan Covid-19, termasuk para peneliti dengan para pemangku kepentingan terkait.

Ekosistem riset di tanah air kerap terkendala oleh sejumlah faktor, di antaranya terkait dengan pendanaan dan kolaborasi dengan sektor swasta. Namun, adanya kesamaan tujuan untuk mempercepat penanggulan pandemi Covid-19 membuat kendala tersebut terkikis.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko, Jumat (26/6/2020), mengatakan, anggaran kerap menjadi kendala sejumlah lembaga penelitian untuk melakukan riset dan inovasi. Akan tetapi, ia juga menyadari bahwa selama pandemi penghematan anggaran dari negara mutlak diperlukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Handoko, selama pandemi LIPI melakukan kebijakan revokasi dan relokasi anggaran. Anggaran di luar penanganan Covid-19 yang sifatnya tidak mendesak kemudian dicabut dan dialihkan untuk riset dengan tujuan penanganan Covid-19. Kebijakan ini juga tidak dipermasalahkan oleh para peneliti.

“Kebijakan ini misalnya ada anggaran riset vaksin untuk hepatitis dialihkan menjadi riset vaksin untuk Covid-19. Kemudian ada anggaran riset radar dialihkan untuk riset image kondisi paru. Hal-hal ini justru yang menarik untuk riset,” ujarnya.

Handoko mengakui pandemi Covid-19 mengubah ekosistem penelitian yakni para periset dengan sejumlah pihak lainnya baik secara global maupun lokal menjadi relatif mudah berkolaborasi. Perubahan ini khususnya terkait dengan riset di dunia kesehatan. Padahal, pada masa normal, riset di dunia kesehatan cenderung tertutup dan penuh kompetisi.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Agus Haryono menyatakan, kolaborasi dengan pihak swasta seperti industri membuat kendala anggaran dapat teratasi. Sejumlah alasan pihak swasta tertarik bekerjasama karena mereka mengetahui peneliti LIPI memiliki kompetensi dan sarana prasarana penelitian yang memadai.

Salah satu hasil riset yang tengah dikembangkan LIPI bersama PT Biosains Medika Indonesia sebagai mitra industri yaitu metode baru untuk mendeteksi Covid-19 bernama reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP). Metode yang akan diuji validasi pada Agustus-September 2020 ini diklaim memiliki keunggulan deteksi lebih cepat dibandingkan tes dengan metode reaksi rantai polimerase (PCR).

Selain hasil riset, kerjasama juga tengah dilakukan LIPI bersama PT Danone untuk mengembangkan sektor sosial ekonomi. Kerjasama yang dilakukan yaitu untuk menciptakan iklim ekonomi kreatif melalui kemitraan dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terdampak Covid-19.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN—Proses uji senyawa daun ketepeng badak (Cassia alata) dan daun benalu (Dendrophtoe Sp) yang menjadi kandidat obat herbal untuk Covid-19 di Laboratorium Cara Pembuatan Obat Tradisonal Baik (CPOTD) Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), Puspitek, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/5/2020).

“Kami harapkan pola kerjasama seperti ini di masa pandemi dan masa mendatang berjalan lebih baik. Apalagi pemerintah sudah mengeluarkan sinyal pengurangan pajak bagi perusahaan yang melakukan kerjasama di bidang penanganan Covid-19,” ungkapnya.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Yan Rianto merasakan kendala anggaran yang selama ini dihadapi peneliti justru menghilang saat pandemi. Keinginan para peneliti untuk berkolaborasi dengan industri atau pihak swasta juga dianggap jauh lebih mudah.

“Keadaan ini sebenarnya ada hikmah yang sangat besar bagi dunia penelitian bahwa pihak swasta tersadarkan jika mereka membutuhkan riset. Selama pandemi ini LIPI juga mengalami progres yang sangat luar biasa dengan industri atau swasta,” ujarnya.

Oleh PRADIPTA PANDU

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 30 Juni 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB