Kisah Inspiratif Rizky Driver Taksi Online yang Lulus Kuliah Cumlaude

- Editor

Kamis, 11 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menimba ilmu sambil mencari nafkah tak selalu mudah. Namun dengan tekad dan dedikasi kuat, tentu kedua hal tersebut bisa dilakukan. Hal ini dibuktikan oleh seorang wanita bernama Rizky Aulia Hasyim. Karena keadaan, wanita 23 tahun tersebut harus menjadi tulang punggung keluarga sembari belajar di universitas. Rizky pun menjadi seorang pengemudi taksi online tapi tetap bisa lulus dengan predikat cumlaude.

Rizky merupakan seorang wanita asal Yogyakarta yang bekerja sebagai driver Grabcar. Selain mengantar penumpang, ia dulu adalah mahasiswa jurusan Ekonomi di Universitas Islam Indonesia. Beberapa waktu lalu, Rizky telah menyelesaikan studinya. Dilansir situs Grab, Rizky lulus dengan nilai IPK cumlaude yang menunjukkan jika kerja keras pasti membuahkan hasil yang memuaskan.

Foto: Grab

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hari kelulusan pun menjadi momen yang spesial bagi Rizky. Tak hanya bisa merayakan kerja kerasnya dalam menimba ilmu, ia juga mencuri perhatian karena tampil unik. Saat wisuda, Rizky menggunakan toga dan selempang hijau bertuliskan ‘Grab’.

Selama beberapa waktu belakangan, Rizky sendiri memang harus menjadi tulang punggung keluarga. Dikatakan jika sang ayah harus keluar dari pekerjaan sedangkan ibunya seorang ibu rumah tangga. Karena itu, Rizky mulai bekerja untuk membantu perekonomian keluarga dan menyekolahkan kedua adiknya. Apalagi Rizky juga dikatakan punya tunggakan cicilan yang harus dibayarkan.

Rizky memberanikan diri untuk mendaftar menjadi pengemudi taksi online setelah direkomendasikan oleh pamannya. Ia pun mengaku bisa menerima pendapatan hingga Rp 300 ribuan sehari. Penghasilan itu digunakan untuk membantu keluarga, membayar kuliah, serta cicilan.

“Saya sudah 1,5 tahun menjadi mitra pengemudi Grab. Bergabung dengan Grab pada saat semester enam. Saya berpikir kalau pekerjaan seperti ini waktunya bisa diatur, apalagi pendapatannya juga bisa kita taksir. Untuk anak kuliahan seperti saya tentu merupakan pekerjaan yang fleksibel karena saya waktu itu kuliahnya juga sudah tidak terlalu banyak kelas,” jelas Rizky.

Menyeimbangkan pekerjaan dengan studi tentu tidaklah mudah. Cara Rizky mengatasinya tentu adalah dengan pintar-pintar membagi waktu dan menentukan prioritas. “Saat kuliah saya akan fokus untuk belajar dan setelah selesai kelas langsung nge-Grab. Kadang kalau kuliah lagi libur, saya justru akan optimalkan di Grab. Atau kalau lagi libur di Grab, saya akan memanfaatkan waktu untuk belajar selama sehari penuh.

“Semua dilakukan berdasarkan prioritas. Memang cukup melelahkan. Tetapi kalau dilihat hasilnya, baik itu dari pendapatan saya dari Grab dan juga hasil kerja keras dan belajar saya hingga akhirnya cumlaude, rasa capainya jadi hilang,” pungkasnya.

Selain menjadi driver aplikasi online, Rizky juga sempat menjadi guru les privat. Namun fokus pada GrabCar, ia mulai mengurangi jadwal les privat sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti. Bukan karena tidak punya waktu tapi karena Rizky ingin mendirikan tempat les sendiri.

“Memang dari semester pertama saya kerja sambilan sebagai guru les privat. Setiap hari ada beberapa murid, ada yang seminggu 3-4 kali. Saya mengajar semua mata pelajaran, kalau SMA itu khusus Matematika dan IPA. Sekarang sejak bergabung jadi mitra pengemudi Grab, saya bikin tempat mengajar les privat kecil-kecilan karena agar tetap bisa punya pendapatan dari sini. Saya juga ingin punya usaha, sudah lama saya ikut orang di tempat mengajar les privat dan sekarang gantian mau merasakan mengelola tempat les sendiri,” kata wanita kelahiran 22 April ini. (ami/ami)

Rahmi Anjani –

Sumber: wolipop Kamis, 11 Jul 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu
Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia
Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun
Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik
Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes
Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS
Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Kamis, 28 September 2023 - 15:05 WIB

Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu

Kamis, 28 September 2023 - 15:00 WIB

Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia

Kamis, 28 September 2023 - 14:54 WIB

Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:43 WIB

Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:20 WIB

Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:15 WIB

Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 07:42 WIB

Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB