Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu

- Editor

Kamis, 28 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muchamad Muchlas, bisa dibilang jadi salah satu pemuda Jombang beruntung. Pemuda asal Dusun Kwadungan, Desa Badas, Kecamatan Sumobito, Jombang ini berkesempatan belajar ke tiga negara berbeda untuk menimba ilmu.

Muchlas, kini menetap di Korea Selatan untuk menuntaskan studinya. Namun, sebelumnya juga belajar di Australia dan New Zealand.

”Sebetulnya Korea adalah negara ketiga yang pernah saya tinggali,” kata ayah satu anak ini kepada Jawa Pos Radar Jombang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia sebelumnya sudah pernah belajar selama tiga bulan di peternakan sapi potong di Australia dan tiga tahun bekerja di New Zealand pada peternakan sapi perah.

Muchamad Muchlas, warga Dusun Kwadungan, Desa Badas, Kecamatan Sumobito bersama istri dan anaknya di Korea Selatan (Wenny Rosalina/Radar Jombang)

Kini ia kuliah di Chonnam National University, Gwangju City, dengan mengambil konsentrasi Grassland/Ilmu Hijauan Pakan Ternak. ”Selain perkembangan sains dan teknologi pesat di Korsel.

Suami Nur Hamni menamatkan S1 dan S2 di Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. S1 ia mendapatkan beasiswa Bidikmisi, S2 ia mendapatkan beasiswa LPDP.

Berkat beasiswa itu juga ia berkesempatan untuk belajar di Australia juga bekerja di New Zealand. ”Dengan ilmu dan pengalaman saya, saya ingin mencetak generasi hebat dalam bidang peternakan,” kata Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya tersebut.

Di Korea ia mendapatkan beasiswa GKS (Global Korea Scholarship). Kini ia tinggal di Yongbong-ro, Buk-gu, Gwangju City , 61186, Korea Yeosu Campus 50, Daehak-ro, Yeosu, Jeonnam, 59626, Korea.

”Beasiswa ini dibuka setiap tahun pada bulan Februari, bisa melalui kedutaan Korea di Indonesia, atau langsung mendaftar ke kampus tujuan di Korsel,” jelas pria kelahiran Jombang, 09 September 1992 ini.

Menurutnya, belajar di Korsel seperti dalam Drama Korea Sky Castle, yang menggambarkan jika warga Korsel adalah warga yang gila bekerja dan belajar. Bahkan, banyak terjadi kasus bunuh diri dipicu stress karena beban belajar atau bekerja yang berat.

”Saya harus berangkat ke lab dari jam 9 pagi, dan pulang minimal jam 9 malam, bahkan kadang harus menginap di lab, karena harus menyelesaikan pekerjaan,” katanya.

Banyak pelajaran yang ia petik, Indonesia dinilai tertinggal jauh dengan Korea meskipun kemerdekaan hanya beda tiga hari, itu karena budaya kerja orang korea yang keras.

Belajar mulai Agustus 2020 saat pandemi, bahasa menjadi salah satu culture shock yang ia alami di sana. Orang Korea mayoritas tidak bisa berbahasa Inggris sehingga kemampuan berbahasa Korea sangat penting di kuasai.

“Alhamdulilah di Korea banyak masyarakat Indonesia yang bekerja sebagai TKI dan belajar sehingga sangat membantu untuk beradapatasi,” ungkapnya. (wen/naz/riz)

Wenny Rosalina

Editor: Achmad RW

Sumber: radar Jombang, Sabtu, 26 Agustus 2023

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 27 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB