Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

- Editor

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan menjadi hal utama bagi keluarga Prof. Dr. Bambang Hariyadi. Meski berasal dari keluarga kurang mapan secara finansial, semangat untuk mengenyam pendidikan sangat luar biasa.

Keinginannya mengenyam pendidikan patut dicontoh generasi muda. Walaupun dari keluarga kurang mampu, keinginan Bambang untuk menempuh studi hingga perguruan tinggi tidak pernah surut. Persoalan ekonomi bukan penghambat meraih cita-cita.

Selain karena kegigihannya untuk terus giat belajar, motivasi dari kekuarga menjadi modal utama meraih kesuksesan. Warga Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Kota Pamekasan, itu tidak menyangka kini dinobatkan sebagai guru besar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM). ”Nasihat orang tua yang selalu saya pegang teguh untuk melanjutkan studi,” ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

BERSAHAJA: Prof. Dr. Bambang Hariyadi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/10). (ZEINAL ABIDIN/JPRM)

Alumnus SMAN 1 Pamekasan itu tergolong sosok jenius. Indikasinya, saat menempuh pendidikan di tingkat SMA, dia selalu berprestasi. Baginya, semua itu tidak terlepas dari peran penting guru yang telah telaten mendidiknya dengan tulus.

Setelah lulus dari SMAN 1 Pamekasan, Bambang memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Pada 1992, dia mendaftar di Universitas Brawijaya (UB) Malang melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). ”Alhamdulillah saat itu diterima di UB Malang. Saat itu bersamaan juga diterima di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang,” kenangnya.

Perjuangan Bambang dimulai saat menapakkan kaki di UB. Saat itu, dia harus berpikir keras untuk menghasilkan cuan. Sebab, dia berkeinginan kuliah tanpa membebani keluarga. Akhirnya, dia memutuskan kuliah sambil berjualan batik asli Pamekasan. Itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari sembari mencari peluang beasiswa kala itu.

Sejak kuliah hingga sukses menyandang gelar doktor, dia tidak mengeluarkan biaya kuliah karena berhasil mendapatkan beasiswa. Selain karena kegigihannya untuk menambah ilmu, dia menyatakan bahwa doa tulus kedua orang tuanyalah yang mengantarkannya bisa sukses seperti sekarang.

”Saya bermimpi untuk menjadi inspirasi di keluarga. Apalagi, saat itu saya merupakan satu-satunya orang yang berhasil menyandang gelar sarjana. Alhamdulillah, setelah itu banyak kerabat saya yang kuliah,” ucapnya.

Sejak kuliah di UB Malang, Bambang memilih berteman dengan orang yang dianggap lebih pintar darinya. Saat menyandang predikat S-1, dia sudah berteman dengan orang-orang yang sudah kuliah magister. Saat kuliah magister, Bambang berteman dengan para doktor. ”Saya menargetkan bisa menjadi seorang profesor pada usia 50 tahun. Saat berusia 47 tahun, saya mulai merintis dan membuat berbagai karya tulis. Alhamdulillah qadarullah, akhirnya terwujud,” ucapnya.

Guru besar di bidang akuntansi itu menaruh harapan besar bagi anak didiknya dan kaum remaja untuk tidak mudah menyerah. Apalagi, takut dengan kondisi kehidupan yang dijalani. ”Yakinlah bahwa setiap keinginan yang disertai dengan niat lillah akan selalu diberi jalan oleh Allah. Jika ada kemauan, lakukan saja. Insyaallah pasti ada jalan,” sambungnya.

Pemikiran yang telah dihasilkan Bambang di bidang akuntansi keuangan salah satunya adalah pemakna kinerja perusahaan. Dia menemukan alat bernama Political Ekonomy of Shariah Accounting (Pesa). Dalam karyanya itu, dia ingin membuktikan bahwa penilaian kinerja perusahaan juga dilihat dari berbagai perspektif. Misalnya, dari perspektif keadilan.

”Selain itu, saya mengkritisi penyusunan laporan keuangan yang dipaksa untuk diseragamkan. Misalnya, standar akuntansi yang harus disepadankan, baik itu di masjid, yayasan, UMKM, maupun BUMDes,” katanya.

Bagi Bambang, semestinya laporan keuangan itu disederhanakan berbasis kearifan lokal di setiap daerah. ”Tujuannya, memudahkan masyarakat dalam penyusunan laporan keuangan,” terangnya.

Ina Herdiyana

Sumber: RadarMadura.id, Rabu, 25 Oktober 2023

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika
Berita ini 9 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB