Kesempatan Kedua Untuk Note FE

- Editor

Selasa, 16 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samsung bisa saja memilih untuk membiarkan insiden Galaxy Note 7 mereka yang terbakar berlalu begitu saja dan dilupakan publik. Toh mereka berhasil meraih kembali kepercayaan konsumen dan calon penggunanya melalui seri penerusnya yakni Note8 yang dirilis setahun berikutnya. Di tahun 2017 juga, Samsung memberi kesempatan kedua untuk seri Note yang gagal menyapa konsumen dengan nama baru yakni Note FE.

Insiden Galaxy Note 7 cukup menjadi perhatian di tahun 2016 karena berakhir dengan penarikan (recall) seluruh unit ponsel yang terlanjur diserahkan ke konsumen. Tindakan itu ditempuh setelah segelintir unit menunjukkan gejala yang sama yakni terbakar dan dimulai dari bagian baterai.

Hasil investigasi yang dirilis tiga bulan setelah kejadian tersebut membenarkan bahwa desain baterai merupakan biang dari kebakaran yang dialami beberapa unit Note 7. Jumlahnya memang sedikit, tapi meyakinkan para pengambil keputusan dari Samsung untuk menarik semua unit yang terlanjur dibeli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Indonesia sedikit lebih beruntung karena keputusan dari global untuk penarikan datang sebelum mereka mengirimka unit yang sudah dipesan oleh konsumen. Meski dikerumuni protes, penjelasan bisa diberikan lebih mudah terkait pembatalan penyerahan ponsel.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Galaxy Note Fan Edition merupakan seri yang dihadirkan kembali oleh Samsung untuk mereka yang ingin menggunakan seri ponsel dengan pena stilus tapi dengan harga terjangkau. Pengguna tetap mendapatkan performa khas ponsel flagship meski ada harga yang harus dibayar.

Paruh kedua tahun 2016 diisi dengan lelucon soal Note 7, mulai panggilan ponsel petasan karena kabar unit yang terbakar, hingga pengumuman di bandara terkait larangan membawa ponsel tersebut di penerbangan. Samsung mengakui secara terbuka kesalahan itu dan dipakai sebagai batu pijakan untuk memperbaiki rantai produksi dan pemeriksaan kualitas produk sebelum dilepas ke pasaran.

Salah satunya adalah “Pemeriksaan Baterai Delapan Poin” yang memberikan standar lebih tinggi dari yang dimiliki industri ponsel saat ini, sekadar menunjukkan keseriusan mereka untuk tidak mengulangi kesalahan. Delapan poin yang dimaksud seperti pemeriksaan visual, durabilitas, pemeriksaan sinar-X, pengisian dan konsumsi daya, tes bongkar, delta open circuit voltage untuk memastikan tidak ada perubahan voltase sepanjang rantai produksi, serta total volatile organic compound untuk memastikan tidak ada kebocoran bahan kimia.

Respon yang baik dari Note8 setidaknya bisa menjadi indikator pulihnya kepercayaan dari konsumen terhadap seri Note. Dari segi keamanan, masih diikuti perbaikan fitur teknologi seperti penerapan lensa ganda untuk ponsel premium, dan rasio layar 18:9 untuk menikmati konten lebih lega.

Namun pada saat yang bersamaan, Note FE juga diperkenalkan meski tanpa gembar gembor. Istilah FE merujuk pada “Fan Edition” atau istilah lain yang merujuk pada Note 7 yang dihadirkan kembali dengan beberapa perbaikan.

Kesempatan kedua bagi Note 7 akan membawa beberapa hal positif maupun negatif bagi konsumen sebagai bahan pertimbangan. Namun bisa dipastikan bahwa hal yang berbahaya dari Note 7 tidak lagi ditemui di Note FE.

Pengamanan
Di situs resmi Samsung sendiri, mereka tidak sungkan menyebut Note FE dibuat dari komponen dari Note 7 yang belum terpakai maupun dari unit yang belum terbuka segelnya. Yang diganti adalah baterai dengan spesifikasi 3.200 mAh dari sebelumnya 3.500 mAh di Note 7, kali ini melalui Pemeriksaan Baterai Delapan Poin.

Selain itu, tidak ada lagi yang berubah dari Note 7, baik dari spesifikasi maupun desain produk. Prosesor delapan inti buatan Samsung yakni Exynos menjadi otak untuk perangkat ini, layar dengan bentang 5,7 inchi dan resolusi 2540×1440 piksel, kamera dengan resolusi 12 megapiksel dengan teknologi dual pixel untuk menambah detail, kapasitas RAM 4 gigabita, penyimpanan internal 64 gigabita, dan dukungan pena stilus yakni S-Pen yang memiliki seperangkat fungsi.

Badan Note FE juga lolos sertifikasi IP68 yang berarti tahan air sehingga pengguna tidak perlu khawatir bila ponsel mereka tersiram air. Meskipun belum menganut teknologi layar “Infinite Display” yang diperkenalkan sejak seri Galaxy S8 di awal tahun 2017, layar Note FE tetap menarik untuk diulik dengan lengkungan di kedua sisi kanan dan kiri.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Note FE merupakan seri ponsel dengan pena stilus yang dihadirkan Samsung di akhir tahun 2017, berbarengan dengan seri Note8. Penjelasannya adalah seri ini merupakan perbaikan dari Note 7 yang gagal diluncurkan tahun 2016.

Harga jual Note FE saat ini mencapai Rp 8 juta, membuatnya jadi pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin mencicipi ponsel yang dioperasikan dengan pena stilus dengan kelebihan di kamera, pena, dan performa dengan harga terjangkau. Note8 saat ini saja masih di rentang harga Rp 12 juta ke atas.

Harus diakui bahwa spesifikasi yang dimiliki Note FE masih tertinggal di paruh kedua tahun 2016 tapi itu belum menjadikannya tertinggal dengan ponsel-ponsel lain yang dirilis di tahun 2017 dengan rentang harga yang sama. Spesifikasi yang dimiliki Note FE masih mampu diadu, bahkan masih unggul dalam hal pena stilus yang bisa dipakai penggunanya untuk menghasilkan karya artistik. Dan semua paket itu bisa didapatkan dengan harga di bawah Rp 10 juta.

Andal
Kompas berkesempatan untuk mencoba Note FE selama beberapa hari untuk dicoba. Kesan yang didapatkan adalah ponsel ini cukup andal untuk penggunaan sehari-hari yang membutuhkan performa tinggi. Kelemahannya hanya tertinggal dalam tren ponsel ramping yang memiliki rasio layar 18:9, bukannya 16:9 seperti selama ini.

Pengalamannya persis sama seperti saat menguji unit ponsel Note 7 untuk ditulis ulasannya. Saat unit uji coba tengah diedarkan ke beberapa jurnalis, kabar mengenai unit bermasalah sudah marak di media luar negeri sehingga perwakilan Samsung Indonesia tidak mau mengambil resiko dan meminta agar unit segera dikembalikan.

KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Keleluasaan mengulik konten yang tampil di layar ponsel menjadi keunggulan dari Note Fan Edition yang dirilis untuk pasar Indonesia di akhir tahun 2017 lalu. Seri Note mempertahankan keberadaan pena stilus untuk menjadi ponsel yang menjadi pendamping aktivitas harian.

Kesan positif yang didapatkan saat menguji Note 7 di tahun 2016 tetap bertahan setelah mengutak-atik Note FE di awal tahun 2018. Dari sisi desain memang tertinggal dari era “Infinite Display” tapi tidak halnya dengan performa. Keleluasaan pengguna untuk memanipulasi isi layar dengan pena stilus tetap menjadi sisi yang menarik untuk diulik.

Dioperasikan di awal tahun 2018, Note FE masihlah tetap bisa dipilih untuk mereka yang ingin menggunakan ponsel dengan duet pena stilus tapi dengan harga yang lebih terjangkau ketimbang Note8. Hanya saja mereka harus sadar bahwa ada yang harus dibayar dengan hilangnya dukungan kepada Phone Plus atau ekosistem aksesoris selain ponsel.

Semua tidak lepas dari insiden Note 7 yang menyebabkan seri ini tidak lagi didukung oleh aksesoris yang dulu pernah diperkenalkan saat Note 7 seperti Gear VR dan Gear 360 Cam. Di halaman resminya, perangkat pendukung tersebut tidak dicantumkan lagi.

Inilah keputusan yang harus diambil oleh calon konsumen, mereka bisa menikmati pengalaman menggunakan seri Note dengan harga terjangkau, tapi harus berpisah dengan dukungan kompatibilitas perangkat tambahan. Itu akan menjadi kerugian bila ingin mengoperasikan ponsel mereka untuk keperluan lain seperti mengambil foto atau video 360 derajat.–DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO

Sumber: Kompas, 15 Januari 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB