Kerja sama BMKG dan NOAA untuk Pantau Samudera Hindia

- Editor

Senin, 2 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG berkolaborasi dengan Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional atau National Oceanic and Atospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat untuk observasi dinamika Samudera Hindia. Kerjasama ini diharapkan meningkatkan akurasi dan kapasitas pemantauan cuaca dan iklim di perairan tropis yang selama ini menjadi pendorong utama kejadian cuaca dan iklim ekstrem.

Kerjasama BMKG dengan NOAA untuk observasi Samudera Hindia ini telah dimulai sejak 2006. Selain pemantauan bersama juga dilakukan pelatihan dan lokakarya untuk peningkatan sumber daya manusia para staf BMKG. Kali ini, lokakarya yang diselenggarakan tanggal 27 – 29 Juni 2018 memasuki tahun ke-13 bertema “Improving Seasonal Predictability and Marine Weather Services Capacity Over Maritime Continent” dengan para pakar iklim kelautan dari NOAA dan universitas di AS sebagai pembicara.

Cuaca Ekstrem Jakarta – Mendung tebal menggelayut di langit Jakarta sesaat sebelum hujan mengguyur, Rabu (26/10/2011). Perubahan cuaca ekstrem di awal musim hujan harus diwaspadai karena rawan menimbulkan hujan yang disertai petir dan angin kencang.–Kompas/Iwan Setiyawan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Lokakarya yang dibuka oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati ini diikuti 35 analis klimatologi dan 25 analis meterologi maritim BMKG, serta Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).

Menurut Dwikorita, dalam siaran pers, akhir pekan lalu, lokakarya kali ini diharapkan bisa membangun kerjasama antar lembaga nasional dan internasional terkait jaringan informasi dan sistem observasi global di Samudera Hindia.

Kerjasama ini juga bisa mendorong mutu penelitian dan prakiraan cuaca serta iklim, dan untuk untuk pengembangan layanan cuaca serta iklim di BMKG melalui pelatihan tentang pengamatan lautan, pemodelan, analisis data, serta penyampaian informasi.

Dalam kerja sama itu, BMKG rutin mengirimkan dua orang staf teknis bidang forecaster atau analis mengikuti pelatihan selama tiga bulan di kantor NOAA di Washington, AS. Selain itu, kerjasama juha membuka kesempatan bagi staf BMKG untuk melanjutkan sekolah program master dan doktoral di AS. (AIK)

Sumber: Kompas, 2 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB