Kejutan dari Perancis Sebelum Pensiun

- Editor

Kamis, 6 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Setelah 31 tahun mengabdi sebagai penjaga gunung api di Indonesia, Surono, atau kerap dikenal sebagai Mbah Rono, harus mengakhiri masa tugasnya.

Akhir bulan ini, dia akan pensiun sebagai Kepala Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang dijabatnya satu tahun terakhir ini, persisnya sejak letusan Gunung Kelud di Jawa Timur pada awal 2014. Sebelumnya, hampir seluruh kariernya sebagai pegawai negeri sipil dihabiskan di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yang dulu bernama Direktorat Vulkanologi.

“Saya masuk Direktorat Vulkanologi sebagai pegawai honorer tahun 1982, diangkat menjadi PNS tahun 1984, ya sudah pas harus istirahat dan memberi kesempatan yang muda,” kata Surono.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia mengaku sangat siap pensiun walaupun belum tahu apa yang akan dilakukannya nanti. “Yang ada di otak saya cuma bencana geologi, persoalan air tanah, dan belakangan juga soal panas bumi. Mana laku hal-hal itu di masyarakat. Koneksi saya paling relawan, ha-ha-ha. Tapi saya sudah pesan ke istri, harus siap obat tetes mata karena saya akan sering sakit mata, mata pencarian, ha-ha-ha. Lah, tabungan sebagai PNS enggak banyak. Tapi saya ikhlas,” ujar Surono.

be746435a1a64970b5cc7f3efa8c84cfKOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Namun, tiba-tiba, Kamis (30/7) pagi, Surono menelepon dengan suara serak dan terbata tentang masa pensiunnya yang dipercepat pada 31 Juli 2015 dan kabar gembira penghargaan sebagai A Knight of the Legion of Honor in France yang baru saja dia terima dari Presiden Perancis.

Surono, yang menyelesaikan doktornya soal gunung api di Perancis, diundang menerima langsung penghargaan itu di Paris, September mendatang. Penghargaan yang diberikan karena Surono dianggap berjasa mempererat hubungan dua negara itu menjadi kado terindah baginya menjelang hari pensiun. (AIK)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Agustus 2015, di halaman 32 dengan judul “Kejutan dari Perancis Sebelum Pensiun”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu
Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia
Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun
Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik
Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes
Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS
Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Kamis, 28 September 2023 - 15:05 WIB

Pemuda Jombang ini Jelajahi Tiga Negara Berbeda untuk Menimba Ilmu

Kamis, 28 September 2023 - 15:00 WIB

Mochammad Masrikhan, Lulusan Terbaik SMK Swasta di Jombang yang Kini Kuliah di Australia

Kamis, 28 September 2023 - 14:54 WIB

Usai Lulus Kedokteran UI, Pemuda Jombang ini Pasang Target Selesai S2 di UCL dalam Setahun

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:43 WIB

Di Usia 25 Tahun, Wiwit Nurhidayah Menyandang 4 Gelar Akademik

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:20 WIB

Cerita Sasha Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Unair, Pernah Gagal 15 Kali Tes

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:15 WIB

Sosok Amadeo Yesa, Peraih Nilai UTBK 2023 Tertinggi se-Indonesia yang Masuk ITS

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 07:42 WIB

Profil Koesnadi Hardjasoemantri, Rektor UGM Semasa Ganjar Pranowo Masih Kuliah

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB