Pendidikan Kebencanaan; Letusan Galunggung 1982 Titik Balik Pemantauan

- Editor

Senin, 28 April 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Letusan Gunung Galunggung di Tasikmalaya, Jawa Barat, tahun 1982 menjadi titik balik pemantauan gunung api di Indonesia secara modern. Sebelumnya, Galunggung tidak terpantau sehingga tidak ada peringatan sama sekali kepada publik.

Kini, Galunggung, seperti gunung aktif lain di Indonesia, terpantau rutin dengan alat lengkap. ”Waktu Galunggung meletus itu, saya Direktur Direktorat Vulkanologi (kini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi),” kata Adjat Sudradjat, di Galunggung, Minggu (27/4). Adjat bersama sejumlah peneliti Badan Geologi memberikan kuliah lapangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Siliwangi, Tasikmalaya.

Adjat mengakui, saat itu Direktorat Vulkanologi tak siap mengantisipasi karena belum ada pos pemantauan atau alat-alat pemantau. ”Letusan Galunggung membuka mata pemerintah untuk mulai memperhatikan bahaya gunung api. Pos pemantauan dibangun, alat dimodernisasi.”

Syamsul Rizal, mantan petugas vulkanologi saat Galunggung meletus, mengatakan, sebulan sebelum letusan sebenarnya ada pengecekan gunung. ”Tak ada kegempaan sama sekali. Disimpulkan Galunggung tidur. Sekarang kami tahu, gunung api sebelum meletus biasanya sangat tenang. Saat itu, kami bahkan belum tahu tremor gunung api.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Letusan Galunggung hingga sembilan bulan saat itu sangat membingungkan petugas. ”Kami sama sekali tidak tahu bagaimana ujung dari krisis Galunggung. Semua orang di vulkanologi kebingungan karena memang belum mengerti,” kata dia.

Studi di GalunggungLetusan Galunggung sejak 5 April 1982 menyemburkan abu vulkanik dahsyat. Abu menggelapkan Tasikmalaya, Bandung, Bogor, hingga Jakarta. Bahkan, lontaran abu memaksa pesawat Boeing 747 British Airways mendarat darurat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, karena mesin rusak pada 24 Juni 1982.
Pendidikan bencana

Adjat mengatakan, meski pemantauan gunung api di Indonesia maju pesat, modernisasi alat/keahlian petugas pemantau perlu dilanjutkan. Pendidikan kebumian, termasuk mitigasi bencana, pada masyarakat sekitar gunung juga mutlak. ”Jika mengacu periode keterulangan letusan Galunggung 60-an tahun, artinya masih 30-an tahun,” kata dia.

Kini, masyarakat Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, mulai aktif mempromosikan mitigasi letusan gunung api. Mereka tak ingin kepanikan tahun 1982 terulang.

”Saat letusan terakhir 1982, warga desa belum siap menghadapi. Sekarang harus lebih siap,” ujar Koordinator Forum Penanggulangan Bencana Desa Linggajati Ohan Burhanudin.

Sejak pelatihan tiga bulan lalu, beragam kegiatan kemandirian warga digalakkan. Warga Linggajati mulai memetakan bencana dibantu 30 relawan penanggulangan bencana. (AIK/CHE)

Sumber: Kompas, 28 April 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB