Kedaulatan Digital, Fokus Belum pada Pemanfaatan

- Editor

Kamis, 16 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fokus pembangunan jaringan internet masih berkutat pada pemberian akses. Padahal, pada abad ke-21, hal yang lebih penting ialah memanfaatkan digitalisasi di dalam segala bidang.

“Secara umum, belum ada visi pemerintah ataupun organisasi kemasyarakatan mengenai penggunaan internet untuk perkembangan pendidikan, kesehatan, dan peningkatan ekonomi secara sistematis,” kata pakar teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Sentra Studia Indonesia Didik Soenardi, Rabu (15/11), di Jakarta.

Didik merupakan salah satu narasumber diskusi “Nahdlatul Ulama (NU) dan Kedaulatan Digital”. Hadir dalam diskusi ini Sekretaris Jenderal Pengurus Besar NU Helmy Faishal Zaini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Didik menjabarkan, penggunaan internet baru dalam tahap memberikan informasi. Misalnya, dalam pendidikan, internet baru dipakai sebagai moda pengunggah dan pengunduh materi pelajaran. Belum ada sistem pembelajaran interaktif dan simulatif yang tersistematisasi secara nasional. Padahal, hal tersebut sangat berguna dalam pemerataan mutu pendidikan.

Pemain
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia PBNU Rumadi Ahmad berharap agar warga NU bisa berkontribusi sebagai pemain di dalam perkembangan teknologi. “Saat ini, mayoritas warga NU masih merupakan penonton,” ujarnya.

NU memiliki 23.000 pesantren, 13.000 sekolah, dan 91 perguruan tinggi. Artinya, dari segi sumber daya manusia sangat berpotensi untuk memberikan kontribusi pada pemajuan bangsa.

PBNU sudah memiliki pangkalan data anggota. Di media sosial sudah bermunculan anggota yang vokal pada isu-isu perdamaian dan persatuan. Akan tetapi, kegiatan mereka masih bersifat sporadis. Dalam hal ini, diperlukan sinergi agar memiliki sistem yang tepat sasaran.

Wakil Sekretaris Dewan TIK Nasional M Andi Zaki memberi beberapa masukan, seperti membentuk media digital yang berfungsi sebagai inkubator bisnis bagi warga NU ataupun masyarakat umum. Di dalamnya mencakup berbagai aplikasi dan modul untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. (DNE)

SUmber: Kompas, 16 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB