Jumlah Insinyur Masih Sangat Kurang

- Editor

Jumat, 6 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Insinyur di Indonesia masih sangat kurang, baik dalam hal jumlah maupun kualitasnya. Padahal, insinyur yang kompeten dan dapat bersaing di dunia internasional dibutuhkan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Untuk dapat bersaing, insinyur Indonesia harus disiapkan untuk meningkatkan nilai tambah pada industri dan teknologi.


Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia Rudianto Handojo mengatakan hal tersebut saat memberikan kuliah umum di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, bersama Yayasan Toyota Astra, Kamis (5/2). Di Indonesia, pertambahan jumlah insinyur setiap tahun hanya 2.671 orang per satu juta penduduk.

Bandingkan pertumbuhan itu dengan Korea, yang setiap tahun bertambah 25.309 insinyur per satu juta penduduk. Bahkan, dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain, seperti Thailand yang mencapai 4.121 insinyur dan Malaysia 3.333 insinyur per tahun per satu juta penduduk, Indonesia termasuk yang paling rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nilai tambah
Belum lagi, saat ini, sebanyak 92 persen industri manufaktur di Indonesia, menurut Rudianto, hanya berdasarkan pada lisensi. Itu berarti Indonesia lebih banyak membeli teknologi apa adanya. Industri manufaktur memang membutuhkan banyak tenaga kerja, tetapi dengan upah rendah.

Oleh karena itu, insinyur dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah. Indonesia, jika tidak ingin tertinggal, harus kuat pada perencanaan dan gagasan serta pemasaran.

”Pemerintah saat ini harus fokus pada yang kita kuasai. Riset mutlak dilakukan, tetapi harus terintegrasi dengan dunia industri,” ujar Rudianto.

Kerja sama
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono menyatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan universitas dan juga sekolah menengah kejuruan dalam upaya integrasi tersebut.

”Saat ini, tidak dapat ditawar lagi, riset yang dilakukan perguruan tinggi harus dapat dijual dan menjadi inovasi bagi dunia industri. Ada delapan universitas yang telah bekerja sama dengan kami,” kata Warih.

Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi menuturkan hal senada. Dia mengakui, tuntutan lulusan universitas ke depan sangat tinggi. Oleh karena itu, kompetensi menjadi hal mutlak yang harus dikuasai para mahasiswa untuk dapat terserap ke dunia kerja. Ketika lulus, mahasiswa tidak lagi berbekal ijazah kelulusan, tetapi juga sertifikasi profesi sehingga kemampuannya dapat diakui di mana pun.

”Kami banyak bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan untuk riset-riset, bahkan beberapa sudah mulai komersialisasi. Jadi, riset tidak lagi sekadar dipublikasikan, tetapi dapat diterapkan,” ujar Sudharto. (UTI)

Sumber: Kompas, 6 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 25 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB