Industri Masih Kekurangan Insinyur

- Editor

Kamis, 20 November 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia masih memiliki masalah besar untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, yaitu minimnya jumlah insinyur dan rendahnya kemampuan rekayasa. Tanpa dukungan sumber daya manusia di bidang teknik yang memadai, Indonesia akan sulit menjadi negara produsen yang diperhitungkan dunia.


Persoalan itu mengemuka dalam sarasehan nasional ”Meningkatkan Kemampuan Rekayasa Anak Bangsa” yang digelar Yayasan Toyota dan Astra (YTA) serta Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di Gedung Pusat Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/11).

Sarasehan itu dihadiri pembicara, yaitu Direktur Jenderal Kerja Sama Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahjana, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Wakil Ketua PII Hermanto Dardak, Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono, serta Direktur Korporat dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia I Made Dana Tangkas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Hermanto, peran insinyur sangat vital. Kebutuhan insinyur di Indonesia 1,5 juta orang dan jumlah insinyur yang ada baru 750.000 orang. Dari jumlah itu yang aktif secara profesional di bidang teknik 9.500 orang. ”Insinyur yang terdaftar di PII pun hanya 21.000 orang,” katanya.

Pertumbuhan jumlah insinyur di Indonesia kalah jauh dibandingkan negara lain. Di Tiongkok, pertumbuhan insinyur tiap tahun 764.000 orang dan di India 498.900 orang. Di Indonesia baru 42.000 orang per tahun.

Mohammad Nuh mengatakan, minat mahasiswa untuk belajar teknik sangat tinggi, tetapi saat ini baru tersedia empat universitas teknologi di Indonesia.

Menurut Ninok, kemampuan rekayasa di Indonesia belum menjadi tradisi budaya dan intelektual. Masyarakat masih puas sebagai konsumen. Kendala kultural inilah yang harus diatasi. Budaya berinovasi harus ditumbuhkan dan para insinyur perlu banyak mendapat pencerahan. (DEN)

Sumber: Kompas, 20 November 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 30 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:41 WIB

Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial

Berita Terbaru

Profil Ilmuwan

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Selasa, 29 Apr 2025 - 12:44 WIB

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB