Jembatan Selat Sunda Dibangun 10 Tahun

- Editor

Kamis, 3 November 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PEMBANGUNAN Jembatan Selat Sunda diperkirakan akan menghabiskan waktu 10 tahun. ”Normalnya dibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk pembangunan Jembatan Selat Sunda,” kata perencana pembangunan Jembatan Selat Sunda, Wiratman Wangsadinata di Jakarta, baru-baru ini.

Wuratman dianugerahi gelar Perekayasa Utama Kehormatan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atas jasa-jasanya dalam bidang konstruksi.

Pada sidang terbuka Majelis Perekayasa, Wiratman memaparkan  pradesain Jembatan Selat Sunda sebagai bagian dari prastudi kelayakan yang telah diselesaikan oleh Wiratman dan Associates atas penugasan dari PT Bangungraha Sejahtera Mulia-Artha Graha Network dan secara resmi telah diserahkan oleh Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Provinsi Lampung pada Pemerintah Pusat pada 13 Agustus 2009.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Total biaya pembangunan dengan menggunakan standar harga pada 2009 diperkirakan mencapai sembilan miliar dolar AS.

Biaya tersebut, dikatakan Wiratman, belum memperhitungkan eskalasi harga, bunga bank serta tidak termasuk biaya untuk pengembangan wilayah Selat Sunda.

Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda sepanjang sekitar 29 km akan terhubung dengan jalan tol Jakarta-Merak serta rencana jalan tol Cilegon-Ciwandan sepanjang 14 km dan rencana jalan tol Bakauheni-Bandar Lampung-Metro sepanjang sekitar 80 km.

Konsep Jembatan Selat Sunda terdiri atas dua jenis sistem, yaitu jembatan gantung ultrapanjang dari baja untuk melangkahi palung-palung lebar dan viaduct beton pracetak balanced cantilever untuk lintasan selebihnya.

Wiratman menjelaskan, jembatan viaduct beton dipilih karena bahan dasarnya dapat diproduksi di dalam negeri seperti agregat, semen, baja tulangan.

Sementara kontruksinya tidak memerlukan teknologi yang tinggi serta akan menyerap tenaga kera lokal dalam jumlah yang sangat besar, sehingga sangat berdampak terhadap perkembangan ekonomi lokal ataupun regional.

Jembatan Selat Sunda direncanakan memiliki ruang bebas vertikal 85 meter di atas permukaan laut tertinggi.

Direncanakan juga jembatan Selat Sunda memiliki lebar total 60 m terdiri atas tiga lajur lalu lintas masing-masing arah selebar 3×3,75 m, dua lintasan kereta api selebar 10 m, lajur pemeliharaan masing-masing selebar 5,05 m. (ant-24)

Sumber: Suara Merdeka, 10 Oktober 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB