Ini Lho Pemegang PhD Termuda di Indonesia!

- Editor

Kamis, 29 November 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jenjang akademik memang acapkali menjadi bukti seberapa dalam kita menyelami pendidikan.

Bahkan ada pepatah berbunyi, “Kejarlah ilmu sampai ke Negeri Cina” artinya tidak ada batasan usia maupun waktu yang membatasi kita untuk terus belajar.

Tapi untuk sosok yang satu ini, kamu akan melihat, tidak menunggu tua untuk bisa mengejar ilmu. Kalau diluar negeri ada Tathagat Avatar Tulsi, peraih gelar PhD di usia 22 tahun, di negeri sendiri kita punya Cindy Rianti Priadi yang berhasil meraih gelar doktoralnya di usia 26 tahun!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Cindi adalah mojang kelahiran Bandung tahun 1984. Pada usianya yang relatif muda, Cindy berhasil meraih gelar doktoralnya, bahkan dari universitas luar negeri bernama Paris-Sud 11, Perancis.

Ketika mengambil program master, Cindy mendalami program studi Ilmu Lingkungan dengan tesis berjudul “Caracterisation des Phases Porteuses: Metaux Particulaires en Seine”. Cindy lulus program master tahun 2007, dan meraih gelar doktor di tahun 2011.

Asal mula Cindy berkesempatan kuliah di Perancis karena sejak belia ia sangat menggandrungi kebudayaan Eropa dan isu-isu lingkungan. Dari situlah ia mendapat kesempatan studi pascasarjana di Universite Paris-Sud 11, Perancis, setelah mendapakan beasiswa dari Pemerintah Perancis melalui Pusat Kebudayaan Perancis di Indonesia.

“Target awalnya memang mau lanjut S-2 di luar negeri. Jadi, setelah lulus dari ITB, saya tidak langsung mencari kerja,” kata Cindy dilansir Kompas.com.

Keberuntungan kembali datang pada Cindy  ketika Pemerintah Perancis bersedia membiayai penelitiannya di Jenjang S-3 dengan program studi Geokimia Lingkungan.

Kini nama Cindy terpampang sebagai doktor termuda di Indonesia. Namun Cindy adalah orang yang rendah hati. Menurutnya apapun bisa diraih asal kita punya kemauan dan berani menetapkan prioritas untuk melanjutkan studi atau pekerjaan.

“Menyelesaikan S-3 sebenarnya bukan target hidup. Saya lebih memilih melanjutkan studi karena merasa tidak dikejar apa pun. Dalam arti, saya melanjutkan studi dari beasiswa, dan menurut saya beasiswa adalah sebuah penghasilan,” ujarnya.

Setelah meraih gelar S-3, Cindy kembali ke tanah air dan kini menekuni profesinya sebagai dosen di Fakultas Teknik Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia. Target selanjutnya? Yup, Cindy sedang mengejar gelar profesor!

“Saya tidak terlalu peduli dengan gelar, tetapi dengan gelar profesor saya akan lebih berkapasitas, dan lebih berpengaruh menyampaikan gagasan. Saya berambisi ingin berguna untuk orang banyak,” kata Cindy.

Gimana Campusers, semoga cukup menginspirasi ya!

Sumber: Campuslifemagz, Rabu, 07 November 2012 | 16:29

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Subrahmanyan Chandrasekhar: Ilmuwan Astrofisika Penemu Batas Bintang
Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Dr. Jonas E Penemu Obat Anti Polio
Antoni Van Leewenhoek 1632 – 1723
Purbohadiwidjoyo Geologiwan
Berita ini 175 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 11 Juni 2025 - 12:08 WIB

Subrahmanyan Chandrasekhar: Ilmuwan Astrofisika Penemu Batas Bintang

Selasa, 29 April 2025 - 12:44 WIB

Mengenal Achmad Baiquni, Ahli Nuklir Pertama Indonesia Kelahiran Solo

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB