Habitat Pesut Banten Semakin Tertekan

- Editor

Senin, 17 Agustus 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Habitat pesut di Teluk Banten semakin tertekan oleh aktivitas transportasi laut dan pencemaran limbah industri yang bermuara di sungai setempat. Pengelolaan tata ruang perairan dan penyetopan pembuangan limbah dibutuhkan agar fauna dilindungi itu tidak punah di habitatnya.
“Kalau pabrik terus buang limbah ke Sungai Ciujung, pesut akan semakin terdesak,” kata Totok Hestirianoto, pakar mamalia laut Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor, Jumat (14/8), seusai mengikuti diskusi konservasi lumba-lumba di Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta.

Ia menunjukkan penelitian yang dilakukan mahasiswa pascasarjana IPB, Muta Ali Khalifa (2014), yang menemukan sedikitnya 15 pesut (Orcaella brevirostris) yang hidup di daerah Karangantu. Pesut hidup hanya berjarak 0,5 kilometer dari permukiman setempat dan terkonsentrasi di daerah timur laut hingga selatan Teluk Banten.

Secara visual, Muta Ali menemukan sirip pesut cacat yang diduga akibat tertabrak kapal. Pesut-pesut tersebut semakin terdampak pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu. “Pesut semakin susah mencari tempat makan dan kemungkinan tertabrak kapal semakin tinggi,” kata Muta Ali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam laporan tesis, Muta Ali menyebutkan, lingkungan Teluk Banten yang menjadi habitat pesut masuk dalam kategori tercemar ringan hingga sedang. Pencemaran yang diduga dari limbah cair industri di Cilegon dan Bojonegara, membuat mangsa potensial pesut, seperti ikan tembang dan cumi, terakumulasi logam berat Zn dan Hg.

Temuan positif dari penelitian ini, warga setempat mempertahankan kearifan lokal yang tak merasa terganggu dan mengganggu pesut. “Bahkan, secara kebudayaan mereka meyakini pesut adalah nenek moyang mereka,” katanya.

Ia menjumpai nelayan menggunakan alat tangkap yang berpotensi menjerat pesut secara tak sengaja. Ia merekomendasikan pengaturan dan pengelolaan tata ruang wilayah dan pemanfaatan Teluk Banten. Tak kalah penting, penghentian limbah industri, limbah kapal, dan limbah domestik di Teluk Banten.

Totok mengatakan melihat pengalaman pesut di Mahakam yang kini jarang mendiami hulu sungainya. Pesut diduga menghindari hulu yang tercemari limpasan insektisida dan pupuk perkebunan. (ICH)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Agustus 2015, di halaman 13 dengan judul “Habitat Pesut Banten Semakin Tertekan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB