Efektivitas Bakteri ”Wolbachia” Diuji

- Editor

Kamis, 14 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Riset penanggulangan demam berdarah dengue dengan bakteri wolbachia yang dilakukan tim Eliminate Dengue Project Yogyakarta memasuki babak baru. Mulai bulan ini, tim akan melaksanakan riset skala besar dengan melibatkan sekitar 10.000 partisipan untuk menguji apakah penyebaran nyamuk mengandung wolbachia efektif menekan kasus demam berdarah dengue.

”Kami akan memantau dampak intervensi dengan bakteri wolbachia ini terhadap perkembangan kasus demam berdarah di wilayah riset,” kata peneliti utama Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta, Adi Utarini, dalam jumpa pers, Rabu (13/12), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Menurut Adi, EDP adalah riset yang bertujuan mencari metode baru penanggulangan demam berdarah dengue (DBD). Fokus utama riset di sejumlah negara ini adalah mencegah penularan virus dengue dengan bakteri wolbachia. Wolbachia adalah bakteri alami yang biasa ada di serangga dan terbukti menghambat pertumbuhan virus dengue pada nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan DBD.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di Indonesia, EDP dijalankan di DIY sejak 2011 oleh Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, didukung Yayasan Tahija. Sejak 2014, tim EDP Yogyakarta melepaskan nyamuk Aedes aegypti mengandung wolbachia di tiga kabupaten atau kota di DIY, yakni Sleman, Bantul, dan Kota Yogyakarta.

Sejak awal Desember lalu, penyebaran nyamuk ber-wolbachia dihentikan. ”Ember-ember berisi telur nyamuk ber-wolbachia sudah kami tarik karena nyamuk ber-wolbachia di area riset sudah bisa berkembang biak alami,” kata Adi.

Ke depan, EDP Yogyakarta akan fokus meneliti apakah penyebaran nyamuk ber-wolbachia itu berdampak signifikan pada penurunan kasus DBD di Kota Yogyakarta. Riset itu akan berlangsung dua tahun.

Ahli epidemiologi EDP Yogyakarta, Riris Andono Ahmad, menambahkan, tim EDP Yogyakarta membagi area Kota Yogyakarta jadi 24 wilayah, yakni 12 tempat penyebaran nyamuk ber-wolbachia dan sisanya tak jadi tempat penyebaran. ”Kami membandingkan kasus DBD di tempat pelepasan nyamuk ber- wolbachia dan yang tak jadi tempat pelepasan nyamuk ber-wolbachia,” ujarnya. (HRS)

Sumber: Kompas, 14 Desember 2017

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB