Dua Ras Bertemu di Goa Harimau

- Editor

Jumat, 30 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peneliti menemukan dua jenis ras manusia Homo sapiens yang berbeda, yaitu Australomelanesid dan Mongoloid, dalam ekskavasi Situs Goa Harimau di Desa Padang Bindu, Semidang Aji, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, sejak 2009 hingga 2014. Kedua ras itu diduga pernah bertemu dan berinteraksi di goa itu.

Dari 78 kerangka Homo sapiens yang diekskavasi, Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau mendeteksi empat kerangka ras Australomelanesid. Sementara 74 kerangka individu lainnya merupakan ras Mongoloid.

Pengarah Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Pusat Arkeologi Nasional Harry Truman Simanjuntak mengatakan, Homo sapiens Australomelanesid terlebih dulu datang ke Goa Harimau dan disusul Homo sapiens Mongoloid. ”Setelah bertemu, ada adaptasi budaya di antara keduanya,” kata Truman, Kamis (29/5), di Ogan Komering Ulu, Sumsel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Homo sapiens ras Mongoloid ditemukan di lapisan tanah paling atas Goa Harimau. Sementara ras Australomelanesid berada di lapisan tanah ketiga, berupa tanah lempung coklat tua yang mengandung gamping.

Dari hasil penanggalan radiokarbon oleh Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional pada lapisan tanah teratas, umur kerangka Homo sapiens Mongoloid 3.464 tahun. Sementara itu, penanggalan radiokarbon oleh Waikato Radiocarbon Dating Laboratory, Selandia Baru, untuk lapisan tanah ketiga (tempat penemuan kerangka Australomelanesid) menunjukkan usia 4.840 tahun.

Meski memiliki rentang waktu usia hingga 1.376 tahun, kedua ras ini diduga pernah berinteraksi, bahkan perkawinan. ”Waktu kedatangan dua ras ini memang berbeda. Namun, ada masanya Homo sapiens Australomelanesid dan Mongoloid di Goa Harimau berhubungan,” kata anggota Tim Penelitian Arkeologi Goa Harimau dari Balai Arkeologi Yogyakarta, Sofwan Noerwidi.

Percampuran ras
Indikasi bahwa kedua ras itu berinteraksi dikuatkan dengan penemuan kerangka individu nomor 48 yang dari ciri-ciri struktur tengkorak serta tulang menunjukkan percampuran ras Australomelanesid dan Mongoloid. Ciri-ciri percampuran ras individu 48 terlihat pada struktur tengkoraknya yang memanjang dengan tulang wajah sempit, khas ras Australomelanesid. Namun, pada bagian gigi seri atas individu itu berbentuk tembilang yang merupakan ciri fisik ras Mongoloid.

Keberadaan dua ras di Goa Harimau juga tampak dari posisi penguburan kerangka-kerangka. Empat kerangka ras Australomelanesid dikubur dengan posisi terlipat, sedangkan 74 kerangka ras Mongoloid dikubur dalam posisi terbujur.

”Empat kerangka Australomelanesid dikubur dalam posisi terlipat dengan paha hampir menyentuh bahu, sedangkan kerangka Mongoloid lainnya dikubur membujur,” kata osteo-arkeolog dari Center of Prehistory and Austronesian Studies, Dyah Prastiningtyas.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, penemuan itu sangat menarik. Selama ini, sebagai ahli paleoantropologi, Harry meyakini tidak ada ras Austromelanesid.

”Menurut saya, semuanya pasti Mongoloid. Jika ada temuan baru ras lain, ini luar biasa,” katanya. (ABK/IVV)

Sumber: Kompas, 30 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB