Pada tahun 1953 Dr. Jonas Edward Salk mengumumkan suatu penemuan yang membuatnya masyhur dan dihormati di seluruh dunia. Ia telah menemukan suatu vaksin yang membantu tubuh manusia melawan poliomyelitis, suatu penyakit virus yang sering mengakbatkan kelumpuhan atau polio.
Jonas Salk dilahirkan di New York City pada tanggal 28 Oktober 1914. Ayahnya pemilik pabrik dan Jonas ingin menjadi pengacara. Sampai ia memasuki perguruan tinggi ia belum pernah mempelajari ilmu pengetahuan eksakta. Tapi sesudah ia mendapat kuliahnya yang pertama di bidang ini diputuskannyalah untuk banting setir dan belajar ilmu pengobatan. Ia menamatkan kuliahnya pada tahun 1934, lalu melanjutkan pelajarannya pada New York University. Ketika itu ia sudah mengetahui bahwa ia ingin mempelajari lebih banyak mengenai penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, demikian pula caranya untuk menghindarkannya.
Pada tahun 1939 Salk mendapat gelar doktor dalam ilmu pengobatan. Tahun itu juga ia kawin dengan Donna Lindsay, seorang pekerja sosial. Mereka dikaruniai tiga orang anak laki-laki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sesudah bekerja di rumah sakit Salk membantu salah seorang bekas gurunya, Dr. Thomas Francis, pada University of Michigan. Salk membantu memperkembangkan sejenis vaksin yang ternyata ampuh melawan influenza, penyakit yang juga disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1947 Salk menjadi kepala Laboratorium Penyelidikan Virus pada University of Pittsburgh. Tahun berikutnya ia ikut bersama banyak sarjana lainnya dalam suatu proyek yang disponsori oleh Yayasan Nasional untuk Kelumpuhan Anak-anak. Proyek ini bertujuan meneliti dan mengenal virus-virus yang menyebabkan jenis-jenis polio yang umum. Sekali virus-virus itu telah dikenal, orang pun mungkin dapat disuntik untuk melawannya.
Akhirnya ditemukan tiga jenis utama virus penyebab polio. Salk memperkem-bangican dan mengujinya di laboratoriumnya. Kemudian dibunuhnya ketiga jenis virus itu, lalu dibuatnya benih cacar atau vaksin dengan menggunakan campurannya. Sebelum vaksin ini dapat digunakan untuk manusia, harus diuji dulu apakah pemakaiannya aman dan baik hasilnya. Salk ingin memastikan, bahwa virus-virus yang sudah mati itu tidak menimbulkan polio. Dan ia harus membuktikan bahwa vaksin itu menolong mencegah penyakit ini.
Untuk percobaan-percobaannya Salk menggunakan monyet-monyet. Vaksinnya disuntikkannya ke badan monyet-monyet yang sehat.” Ternyata binatang-binatang ini tetap sama sehatnya dengan sekelompok lain yang tidak disuntik. Kemudian Salk menyuntik kedua kelompok dengan dosis virus polio yang hidup. Sekalipun dosis itu keras, monyet-monyet yang disuntik itu tidak kejangkitan polio.
Sekarang Salk berpendapat, bahwa pemakaian vaksin itu dapat dicobakannya pada manusia. Beberapa orang anak disuntiknya, kemudian beberapa orang lagi, termasuk anaknya sendiri. Tidak seorang pun akan-anak itu mendapat polio. Vaksin itu tidak berbahaya bagi manusia. Tapi apakah ia dapat meno-long manusia?
Untuk mengetahui hal ini yayasan itu melakukan percobaan besar-besaran pada tahun 1954. Yang ikut serta seluruhnya sejumlah 1.830.000 anak-anak kecil. Pada akhir musim panas yang pertama jelaslah harinya. Vaksin itu menolong mencegah polio.
Sejak itu vaksin-vaksin polio lain pun diperkembangkan orang, tapi Salk adalah yang pertama yang memberikan perlindungan terhadap penyakit yang. melumpuhkan itu. Untuk prestasinya yang luar biasa itu Salk banyak menerima penghargaan. Tapi menurut Salk hadiahnya yang paling penting ialah pengetahuan, bahwa penemuannya mencegah banyak penderitaan. Dewasa ini hampir semua anak mendapat suntikan sesuatu jenis vaksin polio, dan jarang sekali terdapat korban penyakit itu.
Salk meneruskan usahanya menyelidiki penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh virus. Pada tahun 1963 di La Jolla, California, didirikan Lembaga Salk untuk Penyelidikan-penyelidikan Biologis. Di bawah pengarahan Salk lembaga ini merupakan pusat penyelidikan untuk ilmuwan-ilmuwan terkemuka di berbagai lapangan. Salk dan sarjana-sarjana lain berusaha mengetahui lebih banyak mengenai penyakit dan kesehatan, juga mengenai sifat penghidupan sendiri.
Sumber: Dunia Ilmu, No 16