Diesel Diganti Uap dan Gas

- Editor

Kamis, 5 Februari 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pembangkit listrik tenaga diesel di wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan akan diganti dengan tenaga uap dan gas mulai tahun ini. Penggantian itu akan menurunkan belanja bahan bakar dan mengurangi subsidi listrik. Harus ada jaminan pasokan gas dan infrastruktur agar program berjalan mulus.


Hal itu mengemuka dalam rapat Badan Anggaran DPR dengan badan usaha milik negara (BUMN), termasuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Rabu (4/2), di Jakarta. Rapat itu membahas penyertaan modal negara bagi perusahaan BUMN.

Dalam paparannya, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, untuk efisiensi, PLN berencana mengganti seluruh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di wilayah Sumatera Utara (Sumut) dan Kalimantan tahun ini. Seluruh PLTD akan diganti dengan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Beban biaya operasional PLTD di Sumatera Utara saja per tahun Rp 17 triliun. Dengan penggantian menggunakan PLTU dan PLTG, efisiensi akan timbul sehingga anggaran subsidi bisa ditekan,” kata Sofyan.

Sofyan menambahkan, pada Juni tahun ini, seluruh PLTD di kedua wilayah tersebut sudah dapat diganti dengan PLTU dan PLTG. Penggantian itu bisa meningkatkan efisiensi dan mengurangi belanja bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit.

201439162318-2014129092614-Belawan pembangkit. (pln.co.id)”Efisiensi dapat mengurangi subsidi. Tahun lalu, subsidi listrik sekitar Rp 105 triliun dan tahun ini diperkirakan sekitar Rp 70 triliun,” ujar Sofyan.

Dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024, kapasitas terpasang PLTD di wilayah Sumut sebesar 14 megawatt (MW). Adapun di wilayah Kalimantan sebesar 618 MW.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman mengatakan, infrastruktur gas untuk memenuhi kebutuhan PLTG sudah siap. Untuk Sumut, misalnya, pipa gas Arun-Belawan sudah beroperasi sejak akhir tahun 2014. Pipa sepanjang 350 kilometer tersebut mampu mengalirkan gas dengan kapasitas 300 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

”Rencana penggantian PLTD dengan PLTU dan PLTG selaras dengan rencana kami, untuk mengurangi pemakaian BBM. Dari seluruh bauran energi untuk pembangkit listrik, realisasi pemakaian BBM tahun lalu sebesar 9,8 persen dan tahun ini kami canangkan turun menjadi 8,8 persen,” kata Jarman.

Pengamat listrik dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, mengatakan, program penggantian PLTD menjadi PLTU dan PLTG merupakan langkah tepat untuk menerapkan efisiensi di sektor ketenagalistrikan. Pemakaian gas dan batubara jauh lebih murah daripada BBM dan bisa menekan biaya produksi listrik PLN.

”Program ini perlu kepastian pasokan gas. PLN harus memastikan pasokan gas cukup, setidaknya hingga 12-15 tahun mendatang untuk membuat PLTG lebih ekonomis,” kata Fabby.

Fabby menambahkan, khusus di Kalimantan, potensi batubara di wilayah itu tepat diterapkan pada PLTU untuk menggantikan PLTD. Namun, akan ada kesulitan pemakaian gas di Kalimantan akibat faktor distribusi.

Dalam dokumen asumsi dasar sektor energi dan sumber daya mineral dalam RAPBN Perubahan 2015, penjualan listrik 2014 sebesar 198,52 terawatt jam (tWh). Pada 2015, target penjualan listrik menjadi 216,39 tWh dengan pertumbuhan listrik 9 persen. (APO)

Sumber: Kompas, 5 Februari 2015

Posted from WordPress for Android

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Mengalirkan Terang dari Gunung: Kisah Turbin Air dan Mikrohidro yang Menyalakan Indonesia
Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 08:43 WIB

Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi

Senin, 14 Juli 2025 - 16:21 WIB

Mengalirkan Terang dari Gunung: Kisah Turbin Air dan Mikrohidro yang Menyalakan Indonesia

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Anak-anak Sinar

Selasa, 15 Jul 2025 - 08:30 WIB

Fiksi Ilmiah

Kapal yang Ditelan Kuda Laut

Senin, 14 Jul 2025 - 15:17 WIB

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB