Harga Listrik PLTP di Daerah Terpencil Dinegosiasikan

- Editor

Rabu, 23 Maret 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Panas bumi menjadi salah satu energi pembangkit listrik di daerah terpencil yang tidak terpengaruh faktor distribusi sumber energi. Namun, pemanfaatannya skala kecil sehingga nilai produksinya di atas patokan pemerintah. Dengan tujuan meningkatkan elektrifikasi, PT PLN (Persero) ditugaskan untuk menegosiasikan hal itu dengan pengembang.

”Bagi pengembang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil dan di daerah terpencil dengan harga produksi listrik di atas harga patokan tertinggi akan dilakukan negosiasi,” kata Kepala Divisi Energi Baru dan Terbarukan PT PLN Mochamad Sofyan, Selasa (22/3) di Jakarta.

Menurut Sofyan, negosiasi dilakukan dengan mempertimbangkan biaya pengembangan dan tingkat pengembalian modal yang wajar dan perbaikan biaya pokok produksi PLN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sofyan menyatakan, pengembangan panas bumi tidak ada masalah terkait harga listrik. PLN telah diwajibkan membeli listrik dari pengembangan sumber energi terbarukan ini dengan patokan maksimum 9,7 sen dollar AS per kilowattjam (kWh).

Ini berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 02 Tahun 2011 tentang Penugasan kepada PT PLN untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik oleh PLN dari PLTP.

Saat ini terdapat tiga rencana operasional PLTP dengan harga hasil lelang di atas patokan pemerintah, yaitu PLTP Sokoria di Nusa Tenggara Timur, PLTP Jailolo di Maluku Utara, dan PLTP Jaboi di Sabang.

Berdasarkan data dari Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Luluk Sumiarso, nilai produksi listrik per kWh dari PLTP Sokoria itu 13,8 sen dollar AS, PLTP Jaboi 18,9 sen dollar AS, dan PLTP Jailolo 19,1 sen dollar AS dengan kapasitas masing-masing 30 megawatt (MW), 10 MW, dan 10 MW. (NAW)

Sumber: Kompas, 23 Maret 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB