109 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dibangun

- Editor

Sabtu, 28 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan pemasangan 109 unit pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 18,4 megawatt tahun 2016. Pemasangan pembangkit tersebut diprioritaskan untuk wilayah terpencil di seluruh kawasan Indonesia. Kebijakan tentang kewajiban pemasangan pembangkit tenaga surya dibutuhkan untuk merangsang industri tumbuh.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana mengatakan, lelang pembangunan 109 unit PLTS itu sudah dimulai. Pihaknya menargetkan sampai akhir tahun ini semua paket itu sudah dilelang.

“Dari anggaran yang kami dapat sebesar Rp 2,1 triliun pada 2016, sekitar 90 persen dibelanjakan untuk infrastruktur, termasuk pembangunan sejumlah PLTS ini,” kata Rida, Jumat (27/11), di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rida menambahkan, sasaran wilayah terpencil untuk pemasangan PLTS agar rasio elektrifikasi meningkat. Tak hanya membangun PLTS, proyek itu juga sekaligus pemasangan kabel dari pembangkit menuju rumah pelanggan. Setiap rumah yang mendapat aliran listrik dari PLTS menggunakan lampu hemat energi jenis LED (led emitting diode) sebanyak tiga unit masing-masing berkapasitas 5 watt.

“Sebagian besar PLTS tersebut adalah jenis hibrida yang dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga diesel. Sebab, kapasitasnya terbilang kecil dan kekurangannya ditutupi dengan tenaga diesel,” kata Rida.

Selain PLTS, lanjut Rida, pemerintah juga menargetkan pemasangan 25 unit pembangkit listrik tenaga mikrohidro dengan kapasitas 6,1 MW, 1 unit pembangkit listrik tenaga bayu 0,8 MW, serta 2 unit pembangkit listrik tenaga sampah 1,5 MW.

Pengembangan PLTS di sejumlah wilayah terpencil di Indonesia, menurut Rida, menghadapi sejumlah kendala. Berkaca pada lelang-lelang pemasangan PLTS sebelumnya, tak semua berhasil dilelangkan. Pada 2014, dari 141 unit PLTS yang nilai proyeknya sekitar Rp 2 triliun, sekitar Rp 600 miliar gagal lelang.

“Susah mencari perusahaan yang mau mengambil proyek pemasangan PLTS di wilayah terpencil. Selain berisiko tinggi karena akses yang susah, mungkin nilai keekonomiannya kurang menarik,” kata Rida.

Potensi melimpah
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengatakan, energi surya untuk listrik di Indonesia sudah selayaknya terus dikembangkan. Potensi tenaga surya di Indonesia terbilang melimpah lantaran matahari bersinar sepanjang tahun. Dalam luas 1 meter persegi, potensi tenaga surya adalah 1.000 watt dengan efisiensi sekitar 20 persen atau 200 watt per meter persegi.

“Sayangnya, komponen panel PLTS masih diimpor karena industri di dalam negeri belum bergairah. Industri belum bergairah disebabkan pasar di dalam negeri belum banyak,” kata Rinaldy.

Oleh karena itu, imbuh Rinaldy, DEN tengah merumuskan kebijakan agar gedung-gedung pemerintah ataupun swasta diwajibkan memasang PLTS. Kebijakan itu sedang dirumuskan dalam rencana umum energi nasional (RUEN). RUEN merupakan penjabaran dari Kebijakan Energi Nasional yang disusun DEN.

“Apabila sudah ada kewajiban pemasangan PLTS pada gedung-gedung tertentu, itu artinya pasar tersedia. Apabila pasar tersedia, saya yakin industri di dalam negeri akan tumbuh sehingga tak perlu lagi impor,” kata Rinaldy. (APO)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 November 2015, di halaman 18 dengan judul “109 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dibangun”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB