Ekonom senior Indef, Didik J Rachbini, dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina. Kampus dinilai berperan penting dalam perwujudan masyarakat madani.
KOMPAS/SEKAR GANDHAWANGI—Rektor Universitas Paramadina Didik J Rachbini di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Didik J Rachbini dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina periode 2021-2025. Ia berkomitmen agar kampus berkontribusi pada perwujudan masyarakat madani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”(Universitas) Paramadina bukan hanya sekolah untuk belajar dan mengajar. Universitas juga harus berkomunikasi ke luar untuk mewujudkan masyarakat madani. Jika ada persoalan di luar, universitas perlu turut memberi masukan,” kata Didik di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Didik yang juga ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) dipilih sebagai rektor oleh Yayasan Wakaf Paramadina menggantikan rektor definitif Prima Naomi. Adapun Prima menjabat rektor definitif setelah rektor sebelumnya, Firmanzah, meninggal pada Februari 2021.
Sebelumnya, Didik pernah bekerja di bidang pendidikan sebagai dosen di Institut Pertanian Bogor dan Universitas Indonesia, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana, hingga Wakil Rektor Universitas Mercu Buana. Ia juga pernah menjabat Ketua Komisi VI DPR (2004-2008) dan Wakil Ketua Komisi X DPR (2008-2009).
Ada tiga hal yang diperhatikan Didik saat menjabat sebagai rektor. Pertama, ia akan fokus meningkatkan akreditasi program-program studi yang ada. Hingga kini, ada dua program studi di Universitas Paramadina yang mendapat akreditasi A.
”Keduanya adalah Desain Komunikasi Visual (sarjana) dan Hubungan Internasional (pascasarjana). Ada 12 program studi di universitas kami. Setidaknya 50 persen dari itu harus ditingkatkan akreditasinya menjadi A,” kata Didik.
Hal kedua yang disorot adalah tata kelola keuangan kampus yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil audit. Sivitas akademika dari program magister manajemen akan dilibatkan untuk ini.
Ketiga, Didik berencana mengembangkan kampus dengan memanfaatkan tanah yang ada di Jakarta Timur dan Cikarang, Jawa Barat. Opsi menambah program studi baru dapat dipertimbangkan, tetapi akan disesuaikan dengan kemampuan sumber daya kampus.
”Kerja sama antara wakil rektor, dekan, dan ketua departemen juga akan diperkuat dengan basis kepercayaan. Ini agar kita bisa maju,” kata Didik.
Tantangan
Menurut Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina Hendro Martowardojo, perkembangan teknologi yang pesat menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Didik diharapkan mampu membuat lompatan strategis untuk menyikapinya.
Lulusan Universitas Paramadina juga dituntut mampu menghadapi tantangan globalisasi. Selain itu, dosen diharapkan mampu mengajar secara luring maupun daring dengan kreatif.
”(Penyelesaian) masalah tata kelola, akreditasi program studi, meningkatkan penelitian, publikasi, hingga membangun sinergi yang lebih erat dengan pihak eksternal dan internal merupakan harapan capaian (kami) ke depan,” kata Hendro.
Oleh SEKAR GANDHAWANGI
Editor: ADHITYA RAMADHAN
Sumber: Kompas, 20 Mei 2021