Para peneliti luar negeri merilis angka penurunan luasan hutan di dunia saat ini 50 kali lapangan sepak bola setiap menit. Indonesia, pemilik hutan tropis utama, dinilai menyumbang langsung emisi gas rumah kaca secara global dengan deforestasi 2 juta hektar pada periode 2011-2012.
”Kami melihat manipulasi data, seolah-olah angka deforestasi di Indonesia turun di angka 450.000–550.000 hektar,” kata Kasmita Widodo, Direktur Eksekutif Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, Senin (18/11), di sela diskusi Memetakan Masa Depan Kita yang digelar Kemitraan dan Yayasan Perspektif di Jakarta.
Menurut Widodo, perubahan fungsi kawasan hutan menjadi hutan tanaman industri (HTI) tak dihitung Kementerian Kehutanan sebagai deforestasi. Padahal, HTI dibentuk dengan membersihkan kawasan hutan heterogen dan mengubahnya jadi ”hutan” monokultur. ”Biodiversitas dan fungsi hutan menjadi hilang. HTI itu bukan hutan, tapi kebun kayu,” kata dia.
Komentar itu menanggapi penelitian 15 perguruan tinggi (dipimpin Universitas Maryland AS) bersama Google yang dilaporkan dalam jurnal Science, 14 November 2013, yang menunjukkan angka deforestasi global mencapai 2,3 juta kilometer persegi (230 juta hektar). Angka ini ditaksir 68.000 lapangan sepak bola per hari dalam 13 tahun atau 50 lapangan bola tiap menit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kajian Prof Matthew Hansen dari Universitas Maryland dan kolega dihasilkan dari analisis data citra satelit beresolusi tinggi (ketelitian 30 meter) dari tahun 2000-2012. Periode sama di Indonesia terjadi deforestasi 10.000 km persegi (1 juta ha) per tahun (2000-2003) hingga 20.000 km persegi (2 juta ha) per tahun (2011-2012). Luas hutan hilang periode itu 15,8 juta ha dengan rata-rata peningkatan deforestasi 1.021 km persegi (102.100 ha).
Itu menempatkan Indonesia sebagai negara terdeforestasi kelima di bawah Rusia, Brasil, AS, dan Kanada. Pada laporan itu, Brasil dinilai sukses menurunkan deforestasi dari 40.000 km persegi menjadi 20.000 km persegi.
Dikonfirmasi, Hadi Daryanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, memaklumi perbedaan angka deforestasi antara peneliti dan Pemerintah Indonesia. Menurut dia, metodologi Kementerian Kehutanan mendapat angka deforestasi 450.000 ha di tahun 2012 dan telah dipresentasikan di UKP4.
Ia menduga beda hitungan itu disebabkan perbedaan memandang deforestasi sementara di areal HTI. Pada areal HTI, tanaman di hutan ditebang lalu ditanami tanaman kayu seperti eukaliptus dan akasia. Setelah panen, dalam kurun waktu tertentu daerah itu direstorasi. (ICH)
Sumber: Kompas, 19 November 2013