Data Geologi Raja Ampat Disiapkan

- Editor

Senin, 11 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat di Papua Barat akan menyelesaikan pendataan 29 lokasi bernilai geologi di daerahnya. Hal itu menindaklanjuti diperolehnya status Taman Bumi atau Geopark Nasional Raja Ampat dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat Yusdi Lamatenggo, Sabtu (9/12), di Waisai Raja Ampat, mengatakan, saat ini pihaknya baru memiliki data interpretasi geologi pada 13 lokasi, dari 29 lokasi. Riset ini dilakukan bersama Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Kami akan melengkapi data geoheritage untuk melengkapi cagar geologi,” ujarnya. Status taman bumi nasional tersebut diberikan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 20 November 2017.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia berharap taman bumi ini akan dinaikkan statusnya menjadi Taman Bumi Global UNESCO (Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) untuk lebih menarik perhatian internasional ke Raja Ampat. Pekan depan, pihaknya kedatangan Prof Gui Martini dari UNESCO Geopark Global untuk melihat kesiapan Raja Ampat menjadi geopark global.

Yusdi menambahkan, secara geologi, keanekaragaman hayati dan budaya masyarakat Raja Ampat tak diragukan lagi menjadi taman bumi warisan dunia. Secara geologi, terdapat batuan di Misool Raja Ampat yang berusia lebih dari 400 juta tahun. Batuan tersebut menyimpan informasi sepersepuluh umur bumi.

Dari sisi keanekaragaman hayati, Raja Ampat menjadi surga bawah laut yang memiliki 553 jenis karang dan 1.470 jenis ikan karang serta berbagai mamalia laut. Di darat, pepohonan pulau-pulaunya menjadi habitat berbagai jenis burung surga atau burung cenderawasih.

Libatkan universitas
Ia menjelaskan, taman bumi memiliki amanat sebagai wilayah edukasi pun telah dipikirkan. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat akan bekerja sama dengan Universitas Negeri Papua, Universitas Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada, dan sejumlah perguruan tinggi lain untuk mengkaji sisi geologi batuan dan pulau-pulau di Raja Ampat.

Saat dihubungi terpisah, Hanang Samodra, peneliti pada Pusat Survei Geologi Badan Geologi, siap melanjutkan kajian-kajian geologi di Raja Ampat. Hasil kajian itu akan menjadi dasar pengusulan situs-situs warisan geologi Raja Ampat menjadi Cagar Alam Geologi.

Ia pun mengingatkan agar sisi pemberdayaan masyarakat turut disentuh. Hal itu bertujuan agar masyarakat mendapatkan manfaat dari status taman bumi dengan cara merawat “bumi” tempat mereka hidup.

Saat ini terdapat empat daerah yang telah ditetapkan menjadi taman bumi nasional. Empat daerah itu adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Hutan Merangin (Jambi), Ciletuh-Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), dan Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat).

Di tingkat global, Indonesia memiliki Taman Bumi Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Selain itu, ada Taman Bumi Gunung Sewu yang berlokasi di tiga provinsi, yaitu Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.(ICH)

Sumber: Kompas, 11 Desember 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB