Survei Arkeologi Laut di Raja Ampat

- Editor

Kamis, 4 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim peneliti dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir Kementerian Kelautan dan Perikanan memaparkan hasil survei arkeologi bawah laut di perairan Pulau Wai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Survei itu dilakukan tim yang dipimpin Rainer Troa dan menemukan, antara lain, dua bangkai pesawat tempur tipe Fighter-Bomber P-47 Thunderbolt milik Sekutu dari masa Perang Dunia II.

Pesawat itu jatuh pada 21 Oktober 1944 akibat cuaca buruk. Pesawat sepanjang 13 meter itu jatuh seusai menyerang basis tentara Jepang di Ambon. Bangkai pesawat pertama ditemukan di lereng pantai di kemiringan 45 derajat dan kedalaman 30 meter, diselimuti beragam jenis karang dan biota laut. Situs pesawat kedua di perairan dangkal di selatan Pulau Wai. ”Obyek wisata bawah air itu bisa menambah penerimaan warga setempat,” kata Kepala Puslitbang Sumber Daya Laut dan Pesisir KKP Budi Sulistyo, Senin (1/9), di Jakarta. (YUN)

raja-ampat-islands
———————-
Kurangi Makan Daging demi Nasib Bumi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Masyarakat dunia diharapkan menurunkan konsumsi daging untuk menekan laju pemanasan global dan kerusakan lingkungan. Riset dari Universitas Cambridge and Aberdeen menyebutkan, emisi gas rumah kaca dari produksi makanan akan naik hingga 80 persen jika konsumsi daging dan susu terus bertambah seperti saat ini. Riset itu juga memotret perkembangan tren konsumsi masyarakat dunia yang kian mirip orang Amerika, ditandai tingginya konsumsi daging dan susu. Jika itu terus terjadi, kian banyak hutan akan dikonversi jadi lahan pertanian dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Ketua tim peneliti, Bojana Bajzelj, dari Universitas Cambridge, Senin (1/9), mengatakan, ”Efisiensi rata-rata konversi tanaman jadi daging kurang dari 3 persen. Jika kita makan daging lebih banyak, artinya kebutuhan lahan untuk tanaman pakan ternak demi menghasilkan daging cukup bagi manusia kian banyak.” (BBC/AIK)

Sumber: Kompas, 4 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 24 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB