Bicara masa depan, artinya bicara lalu lintas data yang sangat tinggi. Dunia telah bertransformasi dari era analog ke digital. Hampir semua hal kini terhubung oleh data yang lalu lalang. Masa depan adalah eranya digitalisasi.
Apapun layanannya kini selalu memanfaatkan data. Yang paling fenomenal di Indonesia saat ini adalah Go-Jek. Siapa sangka kalau data bisa menjadi titik kebangkitan abang-abang tukang ojek konvensional. Baik pengguna maupun tukang ojeknya sendiri diuntungkan karena kini hanya perlu ujung jari untuk bisa saling terhubung.
Contoh lainnya yang juga tak kalah mencolok adalah menjamurnya berbagai layanan e-commerce di Indonesia. Siap-siap mengucap selamat tinggal pada pasar tradisional, karena pengguna kini bisa dengan mudah berburu barang yang diinginkannya tanpa harus ke luar rumah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Itu cuma beberapa contoh, padahal kalau ditelusuri lebih dalam penggunaan data telah mulai diimplementasikan hampir di semua sektor. Misalnya otomotif, siapa menduga kalau akhirnya sebuah mobil bisa punya fungsi layaknya asisten pribadi digital, yang dalam hal ini adalah smartphone.
Kini sebuah mobil bisa terintegrasi dengan smartphone pengguna. Mobil kini punya layar informasi khusus yang tak sekadar untuk menampilkan pesan SMS dari smartphone, bahkan bisa juga untuk melihat email, mengakses media sosial dan mengirim pesan instan.
Selain itu pengguna juga bisa menampilkan peta rute yang ingin dilaluinya di layar informasi tersebut. Dan menariknya lagi, sebagian besar fungsi bisa diakses cukup dengan mengucapkan perintah. Terima kasih untuk teknologi voice command, pengguna jadi tak perlu khawatir konsentrasinya terganggu sehingga bisa tetap fokus ke jalan raya.
“Data adalah masa depan digital, (kini hampir) dipakai di semua industri untuk memberikan real time insight. Industri otomotif, finansial, bahkan hingga ticketing dan juga properti,” ujar George Kurian, CEO NetApp, dalam acara NetApp Insight 2015, di Mandalay Bay Resorts, Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat.
Kalau dulu sebatas menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya, penggunaan data kini sangat masif. Apalagi semenjak munculnya fenomena smartphone Android yang bisa dijangkau banyak kalangan. Ditambah lagi mulai menggemanya teknologi Internet of Things (IoT).
Catherine Van Aken, Director Channel and Alliances Virdata sebagai salah satu partner NetApp mengatakan bakal ada 212 miliar perangkat yang akan saling terhubung pada tahun 2020 nanti.
Adapun perangkat yang dimaksud akan didominasi oleh sensor-sensor yang sengaja ditanamkan untuk berbagai tujuan, misalnya smart city. Belum lagi dari berbagai perangkat rumahan yang diprediksi juga akan bisa saling terhubung ke penggunanya, semisal AC, saklar lampu, dan yang lainnya.
“Dulu kita menghubungkan komputer, kemudian menghubungkan semua orang lewat media sosial, selanjutnya kita akan menghubungkan semuanya lewat Internet of Things, menggunakan sensor-sensor. Kebutuhan akan data bakal seperti kebutuhan kita akan bahan bakar saat ini. Data is the new oil!” pungkas Van Aken.(yud/ash)
Yudhianto
Sumber: detikinet, Selasa, 13/10/2015