“Covid Antiseptic” Hand Sanitizer ala SMK Prajnaparamita

- Editor

Jumat, 6 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah kelangkaan barang, SMK Prajnaparamita Kota Malang, memproduksi hand sanitizer buatan sendiri dengan harga bersahabat. Hand sanitizer ini dijual bebas ke warga yang membutuhkan.

Di kala rak tempat hand sanitizer di toko ritel dan apotek kosong, apa yang dilakukan SMK Prajnaparamita di Jalan Serayu, Kota Malang, Jawa Timur, seolah menjadi oase. Sejak tiga hari lalu, SMK ini memproduksi hand sanitizer buatan sendiri dengan harga bersahabat.

KOMPAS/KOMPAS/DEFRI WERDIONO–Produk hand sanitizer buatan SMK Prajnaparamita, Malang, Jawa Timur, yang sudah jadi, Kamis (5/3/2020)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kamis (5/3/2020) siang, sejumlah siswa dan guru SMK Prajnaparamita sibuk dengan aktivitas masing-masing di dalam ruang Laboratorium Farmasetika. Ada yang menakar alkohol dan bahan lain menggunakan gelas ukur dan labu erlenmeyer, ada yang menyiapkan botol-botol kecil dari plastik untuk mengemas produk, ada pula yang memotong kertas label yang bertuliskan merek “Covid Antiseptic”.

Di atas meja, beberapa jeriken berisi alkohol 96 persen tertata bersanding dengan aquades dan aloe vera (lidah buaya). Dengan ukuran tertentu, bahan-bahan itu akan dicampur dengan hidrogen peroksida, gliserin, ekstrak vitamin E, dan minyak essensial menjadi cairan pembersih tangan atau hand sanitizer.

“Meski kadar alkohol yang dipakai tinggi, yakni 96 persen, hand sanitizer ini tidak menyebabkan iritasi di tangan. Aloe vera, gliserin, dan vitamin E ini yang menjadi penyeimbang sehingga aman di kulit,” ujar Sri Wahyuningsih, salah satu guru Jurusan Farmasi Klinis SMK Prajnaparamita.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Siswa Farmasi SMK Prajnaparamita memasukkan hand sanitizer yang baru diproduksi ke dalam botol kemasan di Laboratorium sekolah, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020). Produksi inisiatif dari siswa ini untuk merespon langkanya ketersediaan hand sanitizer pasca wabah Copid-19. Hand sanitizer yang diberi label Covid Antiseptic tersebut dibanderol dengan harga sebesar Rp 13.000 untuk satu botol dengan kapasitas 60 mililiter (ml).

Kendati mereka sudah bersentuhan dengan pembuatan hand sanitizer atau cairan pembersih tangan sejak lima tahun lalu, produksi cairan pembersih tangan dalam jumlah massal oleh SMK ini baru dilakukan sejak Selasa (2/3). Kelangkaan cairan pembersih tangan dan masker di pasaran menjadi pertimbangan mengapa cairan ini diproduksi massal.

Dari situlah, SMK Prajnaparamita mencoba mencari formula yang pas (menyesuaikan kondisi) hingga akhirnya memproduksi dalam jumlah banyak.

Alhasil, upaya itu mendapat respon positif masyarakat. Jika sebelumnya produk ini hanya dipakai untuk kalangan sendiri, yakni oleh siswa dan keluarganya, maka dengan maksud untuk membantu masyarakat yang membutuhan–terkait merebaknya korona– akhirnya hand sanitizer itu merembet keluar.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Siswa Farmasi SMK Prajnaparamita memasukkan hand sanitizer yang baru diproduksi ke dalam botol kemasan di Laboratorium sekolah, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020). Produksi inisiatif dari siswa ini untuk merespon langkanya ketersediaan hand sanitizer pasca wabah Copid-19. Hand sanitizer yang diberi label Covid Antiseptic tersebut dibanderol dengan harga sebesar Rp 13.000 untuk satu botol dengan kapasitas 60 mililiter (ml).

Konsumen dari luar Malang pun banyak yang memesan, seperti Bali dan Jakarta. Bahkan, ada juga apotek yang turut memesan produk ini. Dampaknya jumlah cairan pembersih tangan yang diproduksi juga meningkat. Jika hari pertama (Selasa) hanya memproduksi 20 botol maka dua hari terakhir (Rabu dan Kamis) dibuat sebanyak 550 botol.

Satu botol cairan pembersih tangan berisi 60 mililiter dihargai Rp 13.000 jika untuk dipakai sendiri dan Rp 15.000 jika untuk dijual lagi. Harga ini tidak terpaut jauh dengan produk serupa di pasaran saat kondisi normal.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA–Guru SMK Prajnaparamita membantu menyampur bahan-bahan untuk membuat hand sanitizer di Laboratorium sekolah, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020). Produksi inisiatif dari siswa ini untuk merespon langkanya ketersediaan hand sanitizer pascawabah Copid-19. Hand sanitizer yang diberi label Covid Antiseptic tersebut dibanderol dengan harga sebesar Rp 13.000 untuk satu botol dengan kapasitas 60 mililiter (ml).

Kepala Jurusan Farmasi Klinis SMK Prajnaparamita, Daniar Wulandari, mengatakan, “Covid” mampu menyapu kuman, bakteri, dan virus. Dia pun membandingkan cairan pembersih buatan SMK Prajnaparamita yang punya kadar alkohol tinggi dengan produk serupa di pasaran yang hanya mengandung alkohol 70 persen.

“Sebenarnya alkohol 70 persen sudah teruji secara klinis efektif membunuh kuman dan bakteri. Namun virus Covid-19 sudah merebak sehingga kami memakai 96 persen. Dari hasil uji coba kami ternyata (alkohol 96 persen) membuat tangan terasa kasar. Oleh karena itu kami mencampurkan aloe vera gel dan gliserin supaya di tangan bisa lebih lembut,” katanya.

Menurut Daniar permintaan terhadap cairan pembersih tangan buatan sekolahannya saat ini cukup besar. Dari produksi 550 botol ini, semua sudah ludes dipesan oleh konsumen. Padahal produk itu mulai diiklankan melalui media sosial sehari sebelumnya (Rabu, 4/3).

KOMPAS/KOMPAS/DEFRI WERDIONO–Menggunting label merk “Covid Antiseptic” untuk hand sanitizer buatan SMK Prajnaparamita Malang, Jawa Timur, Kamis (5/3/2020)

Order yang datang pada Hari Kamis (5/3/2020), selepas pukul 11.00, akan dilayani dengan produk yang dibuat pekan depan. Rencananya, Senin pekan depan, akan diproduksi lagi 500 botol.

Pihak sekolah sengaja membatasi jumlah produksi dengan pertimbangan agar proses belajar para siswa tidak terganggu. Setiap kali produksi dibutuhkan waktu tiga jam, yakni pukul 11.00-14.00. Itupun hanya dengan melibatkan 10-12 siswa secara bergantian dari total siswa Jurusan Farmasi Klinis di SMK Prajnaparamita yang berjumlah 32 anak.

Meski produksinya masih terbatas, apa yang dilakukan SMK Prajnaparamita kiranya bisa menjadi contoh dan menggugah sekolah atau lembaga lain–yang punya hasil penelitian terkait dengan upaya mengeliminasi dampak penyebaran virus tertentu–untuk berbuat hal serupa.

Berbuat sesuatu, meskipun manfaatnya kecil kiranya lebih baik ketimbang hanya berpangku tangan menunggu aksi dari pemerintah.

Editor: SIWI YUNITA

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB