Covid-19 Menyebar ke Pulau Kecil dan Pedalaman

- Editor

Kamis, 8 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Daerah terpencil dan terisolasi tak luput dari jangkauan penyebaran Covid-19. Ini mengkhawatirkan mengingat fasilitas kesehatan setempat sangat terbatas.

Pandemi Covid-19 telah menyebar ke pulau-pulau terluar dan semakin jauh ke pedalaman. Padahal, kawasan ini memiliki fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan lebih terbatas sehingga risiko yang dialami masyarakat menjadi lebih besar.

Kepala Puskesmas Sera, Pulau Lakor, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, Daniel Latelay, Jumat (13/8/2021), mengatakan, kasus Covid-19 mulai terdeteksi di wilayahnya sejak Juli 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pulau Lakor merupakan salah satu pulau kecil di gugus Kepulauan Wallacea yang dihuni sekitar 3.000 orang. Untuk mencapai pulau ini harus terbang dari Ambon dengan pesawat perintis atau menggunakan kapal reguler dengan waktu tempuh 4 hari

”Awalnya ada keluarga guru di sini yang mendapat kunjungan anaknya dari Ambon. Saat hendak pulang ke Ambon, diperiksa ternyata reaktif antigen. Dia juga menulari tenaga kesehatan di sini,v kata Daniel.

Daniel mengaku khawatir, pandemi Covid-19 ini bisa menyebar lebih luas tanpa terdeteksi, mengingat keterbatasan tenaga kesehatan dan antigen. Untuk polimerase rantai ganda atau PCR hanya ada di Ambon yang hanya bisa diakses dengan pesawat ke Pulau Moa, lokasi ibu kota kabupaten sebelum menyeberang dengan perahu. Alternatif lain menggunakan feri dari Ambon dengan waktu tempuh empat hari atau kapal cepat selama dua hari.

”Kami sangat khawatir kalau sampai varian Delta yang masuk ke wilayah kami. Pasti sulit menanganinya karena kami tidak punya peralatan memadai. Di puskesmas kami tidak ada dokter, hanya ada perawat dan bidan,” kata Daniel.

Daniel menambahkan, di Puskesmas Sera hanya memiliki stok 50 tes antigen dan dua tabung oksigen yang sudah kosong. ”Kami sebenarnya sangat mengharap ada bantuan oksigen konsentrator dan tambahan antigen untuk berjaga-jaga. Kami mendapat informasi kasus Covid-19 mulai banyak di pulau-pulau tetangga, seperti Pulau Kisar,” tuturnya.

Penularan Covid-19 juga meluas di Kepulauan Aru, Maluku Tenggara. Mika Ganobal, tokoh adat dan Lurah Sima Lima, Kecamatan Pulau-Pulau Aru, Kabupaten Kepulauan Aru, mengatakan, Covid-19 sudah masuk ke desa-desa di pedalaman. ”Kalau warga di kampung rata-rata memang sudah bergejala Covid-19, tetapi mayoritas tidak diperiksa, apalagi di bawa ke rumah sakit,” ujarnya.

Mika mengatakan, sejauh ini sudah ada 20 warga di Kepulauan Aru yang meninggal terkonfirmasi Covid-19. Namun, mereka yang meninggal dengan gejala Covid-19 tetapi tidak diperiksa dan dirawat di rumah sakit jauh lebih banyak lagi.

Covid-19 juga menyebabkan salah satu tokoh perempuan adat Aru, Dolfintje Gaelagoy atau dikenal sebagai Mama Do, meninggal, awal Juli 2021. Mama Do dikenal sebagai tokoh adat yang kritis dan menentang pembukaan hutan ulayat di Kepulauan Aru untuk konsesi perkebunan.

Pedalaman Kalimantan
Wabah Covid-19 juga dilaporkan telah masuk ke Long Sule, Kecamatan Kayan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Desa yang dihuni sekitar 1.000 masyarakat adat Punan Aput ini hanya bisa ditempuh dengan pesawat perintis atau jalan darat disambung perahu selama seminggu lebih, bergantung pada kondisi cuaca.

Kepala Puskesmas Long Sule Tri Bekti mengatakan, sebanyak 44 warga di desanya baru-baru ini terkonfirmasi Covid-19 melalui tes antigen. ”Semuanya bergejala dan 27 orang sudah sembuh, satu orang meninggal. Lainnya masih menjalani isolasi mandiri,” ujarnya.

Tri berharap tidak ada pasien yang mengalami pemburukan karena keterbatasan pasokan oksigen dan obat-obatan. Selain itu, puskesmas di tempatnya juga tidak ada dokter.

”Di sini ada satu oksigen konsentrator dan tabung oksigen, tetapi kalau ada yang bergejala berbarengan akan sulit untuk membagi oksigennya,” ujarnya.

Menurut Tri, penularan Covid-19 ini diduga berasal dari lokasi penambangan emas, sekitar dua hari jalan kaki dari Desa Long Sule. ”Kami sebenarnya sudah meminta warga yang baru masuk desa agar melakukan karantina mandiri dan kemudian pada hari kelima wajib tes antigen. Tetapi, ternyata ada keluar masuk desa diam-diam sehingga kecolongan,” tuturnya.

Tokoh adat yang juga Ketua RT 005 Desa Respen Tubu, Kecamatan Malinau Utara, Kabupaten Malinau Antoni Udang mengatakan, kebanyakan warganya yang bertahan di desa mengalami gejala Covid-19 berupa demam dan hilang indera penciuman. Namun, mayoritas warga tidak mau ke rumah sakit.

”Saya juga baru sembuh setelah 10 hari sakit. Sebelumnya istri yang kena, lalu anak, orangtua, dan ipar-ipar. Semua tetangga di sini rata-rata sudah mengalami, tetapi kami tidak mau ke rumah sakit,” ujarnya.

Menurut Antoni, gejala yang sama juga dialami oleh masyarakat Tubu yang masih tinggal di hulu-hulu sungai di pedalaman. ”Rata-rata tertular dari aparat desa yang mengurus administrasi ke kota, pulang-pulang menularkan ke warga. Ini sudah meluas di pedalaman, sampai di hulu-hulu sungai,” ujarnya.

Oleh AHMAD ARIF

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 14 Agustus 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit
Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 17:54 WIB

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

fiksi

Pohon yang Menolak Berbunga

Sabtu, 12 Jul 2025 - 06:37 WIB

Artikel

Arsitektur yang Bertumbuh dari Tanah, Bukan dari Langit

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:54 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tamu dalam Dirimu

Kamis, 10 Jul 2025 - 17:09 WIB

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB