Cari Tantangan Baru Kuliah di Luar Negeri

- Editor

Selasa, 16 Januari 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kuliah di luar negeri menjadi pilihan utama bagi sebagian kalangan siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan. Meski dihadapkan pada biaya kuliah dan hidup yang besar, mereka merasa tertantang untuk bisa mendapatkan sesuatu yang baru dengan studi di luar negeri.

Empat remaja keluar bersama-sama dari Ballroom 3 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Sabtu (13/1). Sambil berjalan santai, mereka masih antusias membincangkan hasil setelah melihat-lihat bahan informasi seputar 25 kampus dalam Alfalink International Education Expo 2018.

”Tadinya saya mau cari informasi tentang kampus-kampus di Inggris. Namun, setelah dari sini, ternyata untuk applynya lebih mudah ke kampus di Australia daripada ke Inggris,” ujar Angga Prasetya, salah satu remaja tersebut, Sabtu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Siswa kelas III IPS SMA Highscope Indonesia itu mengaku, sejak kelas I, dirinya sudah berencana ingin kuliah di University of London dengan jurusan Hubungan Internasional. Ia ingin mendapatkan pengalaman berbeda yang tak bisa didapatkannya dengan berkuliah di dalam negeri.

KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN–Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Nusalaut di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, berjalan kaki di bawah gerimis, Kamis (6/4/2017). Sama seperti pelajar SAM lain, mereka pun tentu ingin kuliah di luar negeri.

”Dari kecil, kan, saya sudah sekolah di dalam negeri. Jadi, PTN belum jadi prioritas. Sekarang mau cari suasana baru di luar negeri,” ujar Angga seraya menegaskan keinginannya mencari pengalaman yang lebih mengglobal. ”Biar tidak cuma jago kandang,” katanya.

Dari empat remaja itu, ternyata salah satu di antaranya masih duduk di kelas II SMA, yakni Raka Putra. Siswa jurusan IPS ini mengatakan, tujuan dirinya datang ke pameran adalah menambah wawasan. ”Mumpung masih ada waktu setahun untuk persiapan dan belajar lebih fokus di jurusan yang diincar. Biar tidak kaget ke depannya,” ujar Raka, yang ingin mengambil jurusan Bisnis Manajemen di University of Melbourne, Australia.

Pameran pendidikan itu ternyata juga banyak dihadiri orangtua yang anaknya duduk di tahap akhir SMA. Mereka ingin mendapatkan informasi yang rinci terkait kampus di luar negeri yang akan dibidik anaknya nanti.

Salah satu orangtua, Erna Tedja (41), mengatakan, perlu ada perencanaan yang matang jika ingin menguliahkan anaknya ke luar negeri, baik dari biaya hidup maupun akademik. ”Kuliah di luar negeri dan dalam negeri itu tantangannya berbeda. Perencanaan untuk kuliah di luar negeri tentu harus lebih detail biar anak sekolahnya juga baik di sana,” ujar Erna.

Erna mengatakan, anaknya akan dikuliahkan di University of Melbourne. Pemilihan kampus di Australia karena ada saudara yang tinggal di sana dan dekat dari Indonesia. ”Kalau ada apa-apa, paling tidak ada keluarga dekat yang handle dulu sebelum saya terbang ke sana,” katanya.

Manajer Operasional Alfalink Ria Agustina mengatakan, lokasi Australia yang bertetangga dengan Indonesia membuat kampus di ”Negara Kangguru” itu paling diminati para siswa. Apalagi, iklim belajar di Australia memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu.

”Jadi, selain dapat ijazah atau pengetahuan dari bidang akademik, mereka juga mendapat wawasan kerja dan uang jajan tambahan,” katanya.

Keterangan yang dihimpun dari pameran menunjukkan, biaya kuliah S-1 di Melbourne mencapai 35.000-45.000 dollar Australia per tahun.

Adapun Direktur Pemasaran dan Perekrutan Siswa International Edmonds Community College Vonny Agustine mengatakan, lembaganya yang terletak di Seattle, Washington, Amerika Serikat, tak hanya menuntut biaya yang cukup besar, tetapi juga kesiapan mental. Calon mahasiswa harus memiliki kemampuan akademik dan kemandirian karena harus tinggal jauh dari orangtua. ”Kesiapan mental dan akademik sangat penting karena mereka akan berada di lingkungan yang jauh berbeda dari Indonesia,” katanya.

Biaya kuliah di Seattle, misalnya, mencapai 25.000- 26.000 dollar AS per tahun. (DD18)

Sumber: Kompas, 15 Januari 2018

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan
UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum
3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum
Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023
Tiga Ilmuwan Penemu Quantum Dots Raih Nobel Kimia 2023
Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023
Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Senin, 13 November 2023 - 13:46 WIB

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 November 2023 - 13:42 WIB

3 Ilmuwan Menang Nobel Kimia 2023 Berkat Penemuan Titik Kuantum

Senin, 13 November 2023 - 13:37 WIB

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 November 2023 - 05:01 WIB

Penghargaan Nobel Fisika: Para Peneliti Pionir, di antaranya Dua Orang Perancis, Dianugerahi Penghargaan Tahun 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:52 WIB

Dua Penemu Vaksin mRNA Raih Nobel Kedokteran 2023

Senin, 13 November 2023 - 04:42 WIB

Teliti Dinamika Elektron, Trio Ilmuwan Menang Hadiah Nobel Fisika

Berita Terbaru

Berita

UII Tambah Jumlah Profesor Bidang Ilmu Hukum

Senin, 13 Nov 2023 - 13:46 WIB

Berita

Profil Claudia Goldin, Sang Peraih Nobel Ekonomi 2023

Senin, 13 Nov 2023 - 13:37 WIB