Belanja Daring Jadi Alternatif

- Editor

Rabu, 11 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Berbelanja dalam jaringan menjadi pilihan masyarakat untuk membeli kebutuhan primer ataupun sekunder. Belanja secara daring masih tetap tumbuh sekalipun pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini melambat.

Direktur Pelaksana Zalora Indonesia Anthony Fung seusai konferensi pers program 12.12 Online Fever, Selasa (10/11), di Jakarta, menyampaikan, pendapatan Zalora Indonesia masih tetap bertumbuh meskipun kondisi pertumbuhan ekonomi melambat. Pelambatan ekonomi ini membuat konsumsi rumah tangga ikut melambat.

“Pada program 12.12 Online Fever tahun 2015, kami bahkan menerima sekitar 1.200 pemilik merek mode yang mau bergabung untuk berjualan. Pada 2014, kami hanya menerima 600 pemilik merek mode. Pendapatan penjualan kami saat itu naik 15 persen dibandingkan hari-hari biasa dan kami perkirakan persentase sama terjadi tahun ini,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Busana muslim dan mode perempuan masih 60 persen mendominasi omzet penjualan. Pembeli Zalora Indonesia pun kini tidak hanya dominan dari Jakarta, tetapi juga dari Surabaya, Yogyakarta, dan kota-kota kedua di Indonesia.

Tiket perjalanan naik
Hal senada diungkapkan oleh Co-founder dan Chief Technology Officer Tiket.com Natali Ardanto. Hingga saat ini, pendapatan dari penjualan tetap tumbuh 300 persen. Pemesanan tiket kereta api, misalnya, mencapai 3.000 tiket lebih per hari. Sejak Ramadhan dan setelah Lebaran 2015, jumlah pemesanan tiket kereta api tetap stabil di angka tersebut.

Sementara pemesanan tiket pesawat terbang tujuan luar negeri menjadi primadona. “Tidak hanya tujuan Asia Tenggara, seperti Singapura dan Thailand, kami mencatat, selama beberapa bulan terakhir tujuan ke Jepang dan negara Asia lain kian diminati. Rute domestik tetap diunggulkan,” ungkap Natali.

Tiket.com, menurut dia, pernah menyelenggarakan survei pelanggan. Hasilnya, mayoritas responden menyatakan empat kali dalam setahun melakukan kegiatan wisata, baik dengan destinasi dalam negeri maupun internasional.

“Tahun 2016, saya rasa konsumsi akan tumbuh lebih baik dibandingkan sekarang. Tren yang terjadi secara global, belanja daring berbasis telepon seluler menjadi primadona. Saya rasa itu akan terjadi pula di Indonesia. Apalagi, pemerintah telah menggodok sejumlah regulasi yang mendukung perdagangan secara elektronik,” tuturnya. (MED)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 November 2015, di halaman 18 dengan judul “Belanja Daring Jadi Alternatif”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB