Bayi Kembar Lima; A, I, U, E, O, Buah Hati Habibie dan Lely

- Editor

Jumat, 15 Januari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lely tak menyangka doanya saat umrah beberapa tahun lalu akan terkabul. Saat itu, ia berdoa ingin dikaruniai enam anak. Pada 10 Januari 2016 dini hari, ia melahirkan bayi kembar lima di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta.

Bayi kembar lima buah hati pasangan Habibie Ahmad Akbar (30)-Lely Solihati (32), warga Cirebon, Jawa Barat, itu lahir prematur melalui persalinan sesar. Lima bayi berjenis kelamin laki-laki dengan bobot lahir 1.147 gram, 1.105 gram, 1.026 gram, 1.258 gram, dan 950 gram. Semuanya kini menjalani terapi sinar biru untuk menurunkan kadar bilirubin mereka.

Dokter anak yang menangani lima bayi itu di RSAB Harapan Kita, Joehanes Edy Siswanto, Kamis (14/1), menyampaikan, karena prematur saat lahir, lima bayi kembar itu sempat mengalami masalah pernapasan. Setelah diterapi surfaktan, persoalan itu teratasi. Lima bayi itu tak perlu lagi alat bantu napas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Semua biaya perawatan bayi di ruang perawatan neonatal intensif dan persalinan ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Habibie dan Lely yang sudah jadi peserta nonpenerima bantuan iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional itu mendaftarkan bayinya jadi peserta JKN sejak usia kehamilan 5 bulan.

afb4d30161ff4805b4c87a398d8f1713KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN–Habibie Ahmad Akbar (30), ayah bayi kembar lima, melihat salah satu anaknya yang baru lahir dan ditempatkan di inkubator di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Kamis (14/1). Kini, ibu dan lima bayi yang dilahirkan dalam kondisi sehat.

Habibie menuturkan, tiga tahun pertama pernikahan, mereka belum dikaruniai keturunan. Setelah diperiksa, ternyata Lely mengalami sindrom ovarium polikistik masalah reproduksi terkait ketidakseimbangan hormon. Oleh dokter ahli kandungan dan kebidanan di Cirebon, ia disarankan mengonsumsi obat penyubur. Akhirnya Lely hamil anak pertama. Anak berjenis kelamin perempuan itu kini berusia 22 bulan.

Karena Lely ingin punya anak lagi, pasangan itu kembali mengonsumsi obat penyubur. Lely pun hamil. Tak hanya satu janin, di dalam rahimnya ada lima janin sekaligus. Agar mendapat layanan terbaik demi keselamatan Lely dan janin yang dikandungnya, Lely dirujuk ke RSAB Harapan Kita.

Menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan dari RSAB Harapan Kita, Agus Supriyadi, penggunaan obat penyubur memungkinkan perempuan tak hanya punya satu telur, tetapi bisa lebih dari satu. Itulah yang terjadi pada Lely.

Semula, Agus memperkirakan persalinan terjadi di minggu ke-31 atau ke-32 kehamilan. Namun, setelah memperhatikan kematangan otot dan saraf setelah lahir, persalinan diperkirakan terjadi pada minggu ke-35. “Persalinan lancar, perdarahan tak banyak. Luka operasi dan pengecilan kembali rahim berjalan baik. Sebenarnya, Ibu Lely boleh pulang,” kata Agus.

Bagi RSAB Harapan Kita, bayi kembar lima ini adalah bayi kembar lima ketiga yang ditangani. Rumah Sakit Harapan Kita memiliki Klinik Melati dan Birth Defect Integrated Center untuk melayani masalah infertilitas dan kelainan bawaan lahir secara terpadu.

Habibie menuturkan, ia tak mau bingung menghafal nama anaknya yang kembar lima. “Nama belum ada, tetapi inisial anak kembar lima saya sesuai huruf vokal: A, I, U, E, O. Kalau sudah pulang ke Cirebon, baru nama lengkapnya saya umumkan,” ujarnya. (ADH)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul “A, I, U, E, O, Buah Hati Habibie dan Lely”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Berita ini 11 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Berita Terbaru

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB