Akibat Gerhana, Mata Dunia Tertuju pada Indonesia

- Editor

Selasa, 8 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gerhana Matahari Total 2016
Citra positif kali ini hinggap di negeri kepulauan Indonesia. Berkat gerhana matahari, mata dunia kini tertuju pada Indonesia. Media-media besar di banyak negara memberitakan betapa beruntungnya Indonesia yang menjadi wilayah perlintasan gerhana matahari.

Gerhana matahari total akan melintas dari Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan berakhir di Maluku Utara. Kota-kota yang beruntung dilintasi gerhana matahari total adalah Lubuk Linggau, Palembang, Toboali, Koba, Manggar, Tanjung Pandan, Palangkaraya, Balikpapan, Sampit, Palu, Poso, Ternate, Tidore, Sofifi, Jailolo, Kao, dan Maba.

Halaman depan dari laman The Guardian, Selasa (8/3/2016), memuat artikel terkait dengan gerhana matahari dan pedoman cara menyaksikannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

The Guardian bahkan menyarankan kepada masyarakat di lintasan gerhana matahari total untuk tidak menyaksikan gerhana dengan mata telanjang. Melihat secercah saja sinar matahari saat terjadinya gerhana dikhawatirkan dapat mengakibatkan kebutaan.

Menurut media Inggris itu, gerhana matahari hanya dapat dilihat secara aman dengan mata telanjang dalam waktu beberapa detik saja pada lokasi di mana matahari benar-benar tertutup seluruhnya oleh bulan.

The Guardian menyarankan kepada masyarakat untuk membeli kaca mata tukang las nomor 14 dari toko peralatan. Masyarakat juga disarankan untuk membuat sendiri kamera lubang jarum.

Di dalam artikel itu, The Guardian menyertakan grafis-grafis menarik dan informatif yang diambil dari NASA. Juga disajikan foto-foto gerhana matahari dari waktu ke waktu.

The Guardian menegaskan langkanya fenomena gerhana matahari. Pada 2015, menurut The Guardian, gerhana matahari total dapat dilihat dari Inggris, tetapi orang-orang di Inggris tidak akan dapat melihat gerhana matahari berikutnya hingga 2090.

Media Amerika Serikat
The New York Times juga menurunkan liputan gerhana matahari total. Diinformasikan tentang gerhana matahari total yang akan terjadi di langit Asia Tenggara dan Pasifik barat. Penduduk di Kalimantan dan Sulawesi, menurut The New York Times, akan sangat beruntung melihat gerhana matahari total.
Dikutip dari The New York Times, peneliti NASA C Alex Young mengatakan, masyarakat yang tinggal di jalur gerhana matahari total akan beruntung karena dapat menyaksikan fenomena korona. Meski demikian, fenomena itu hanya dapat disaksikan ketika gerhana matahari benar-benar total.

Menurut The New York Times, miliaran orang penduduk Bumi yang tidak dapat menyaksikan langsung gerhana matahari total dapat difasilitasi oleh The San Fransisco Exploratorium yang akan menghadirkan tayangan langsung (live) dari fenomena alam itu.

Hari Senin (7/3/2016), kru televisi dari CNN juga dilaporkan telah berada di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Sementara itu, pada Selasa ini direncanakan kedatangan kru Aljazeera TV. Ini belum termasuk kedatangan dari media-media televisi dan online Indonesia.

Ditambahkan The New York Times, penduduk Amerika Serikat tidak usah iri oleh karena gerhana matahari total akan terjadi di bagian tengah dari Amerika pada bulan Agustus 2017. Untuk pertama kali setelah 40 tahun, penduduk Amerika akan kembali mengalami gerhana matahari total. Dan, Amerika berharap kebanjiran wisatawan yang hadir untuk menyaksikannya.

Wisata gerhana
Sementara itu, media The Independent dari Inggris menyoroti rencana kehadiran ribuan turis untuk menyaksikan gerhana matahari total. Promosi terhadap wisata gerhana di Indonesia, menurut The Independent, sudah dimulai sejak tahun 2014. Bahkan, diharapkan gerhana matahari total dapat menyedot 10.000 wisatawan.

Menurut The Independent, gerhana matahari total takkan dapat disaksikan dari Jakarta, kota terbesar di Indonesia, tetapi dapat dilihat dari Palembang, sebuah kota besar di Sumatera dengan jumlah populasi 1,7 juta orang. Negara kepulauan Indonesia takkan menyaksikan gerhana matahari total lagi hingga 2042.

Magnet gerhana sungguh luar biasa. Sejak September 2015, majalah New Scientist yang mengklaim dibaca oleh tiga juta pelanggan telah menawarkan wisata gerhana di kepulauan Indonesia yang eksotik.

Bekerja sama dengan biro perjalanan Intrepid, New Scientist akan memandu pembacanya untuk berwisata gerhana di pulau rempah Ternate dan Tidore. Laman majalah itu menginformasikan, peserta wisata gerhana akan dipandu langsung oleh John Mason, mantan Presiden Asosiasi Astronomi Inggris.

Intrepid pun menginformasikan telah mendapatkan izin eksklusif bagi peserta wisata gerhana dari majalah New Scientist untuk dapat mengamati langsung gerhana matahari dari halaman istana Kesultanan Tidore.

Fenomena gerhana matahari total harus diakui merupakan fenomena luar biasa, tetapi ada orang-orang yang secara luar biasa mendapatkan keistimewaan untuk menyaksikannya dari lokasi-lokasi terbaik seperti di halaman istana Tidore. Luar biasa.

Media sosial di Indonesia
Linimasa media sosial Twitter, Selasa (8/3/2016), dipenuhi sejumlah cuitan ihwal gerhana matahari.

Sebagian pengguna Twitter yang meramaikan momentum itu mengicaukan sejumlah konten di akun masing-masing. Misalnya saja tentang perjalanan ke titik pemantauan, seperti diutarakan Dhoddy Budiman ?dengan akun @DhoddyDoy yang menulis: “Fly *fly* Otw Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang – Persiapan menyaksikan Gerhana Matahari Total”.

Fahreza Arief dengan akun ?@fahrezarief171 mengatakan: “Hampir semua stasiun TV nasional pada kompak siarkan live event Gerhana Matahari Total”.

Sebagian pengguna Twitter mengunggah kicauan yang cenderung bernada humor. Ini seperti diunggah pengguna akun @MuhammadIrpan_ yang mengatakan: “Pada siap siap amat sih pengen ngeliat gerhana matahari. Gua aja tanpa persiapan ngeliat dia jalan sama yang lain”. Atau misalnya Tirta Arum Bhakti dengan akun ?@tirta_arum saat ia mengatakan: “Besok gerhana yaa.. Dulu juga ada sinetron judulnya Gerhana kan ya? Siapa ya pemeran utamanya? #kepikiran”.

Sementara Putu Ebo dengan akun @putuebo mengatakan: “Gerhana matahari total 1983 dulu, serial si Unyil pernah memutar dongeng Pak Raden kisah kala Rau. Dari sini mitologi ini akhirnya populer”.

(INGKI RINALDI)

HARYO DAMARDONO

Sumber: Kompas Siang | 8 Maret 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB