Target Mereduksi Emisi Karbon Bisa Jadi Bumerang

- Editor

Rabu, 21 April 2010

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tekad pemerintah mengurangi emisi karbon hingga 26 persen pada tahun 2020 sulit tercapai. Bahkan, dikhawatirkan target itu menjadi bumerang bagi Indonesia. Kebijakan yang diharapkan dapat menjaring dana carbon trade dari negara maju malah membuat Indonesia mengalami kemunduran ekonomi.

Satryo Soemantri Brojonegoro melontarkan pendapat itu seusai menyampaikan kuliah inagurasi sebagai anggota Komisi Ilmu Rekayasa Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia di kampus Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Selasa (20/4). Satryo, yang mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional, menyampaikan pidatonya berjudul ”Eko-Teknologi Masa Depan Indonesia”.

Sekarang ini emisi karbon Indonesia masih tergolong kecil. ”Dengan menekan emisi itu, bakal mengancam berputarnya roda perekonomian Indonesia,” urai Satryo, yang juga guru besar dan doktor Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ini Indonesia juga mengemisi gas rumah kaca, termasuk karbon, secara alami dari laut dan lahan persawahan, di luar aktivitas manusia. ”Hal ini harus diperhitungkan dan target itu perlu dikaji kembali,” kata Satryo yang baru mengakhiri kontrak kerjanya sebagai profesor tamu di Toyohashi University of Technology Jepang.

Untuk mencapai target menahan status emisi karbon hingga satu dasawarsa ke depan, menurut Satryo, perlu penerapan konsep eko-teknologi, yaitu suatu pendekatan sistemik, yang menyeimbangkan antara ekosistem dan sistem binaan manusia. (YUN)

Sumber: Kompas, 21 April 2010

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB