Total nilai kekayaan 400 warga terkaya Amerika Serikat kini mencapai 2,29 triliun dollar AS atau naik dari 2,02 triliun dollar AS pada 2013. Peningkatan kekayaan itu akibat kenaikan indeks saham Wall Street, buah kebijakan uang beredar yang dilakukan Bank Sentral AS sejak krisis 2008.
Rata-rata nilai kekayaan bersih orang-orang terkaya AS itu juga mencapai rekor, yakni mencapai 5,7 miliar dollar AS atau naik dari rata-rata 5 miliar dollar AS pada 2013. Dari 400 orang itu, sebanyak 303 orang mengalami peningkatan kekayaan, jauh lebih banyak dari 36 orang yang mengalami penurunan.
Batas kekayaan minimum agar mereka bisa masuk daftar 400 warga terkaya juga berubah, yakni 1,55 miliar dollar AS. Sebelumnya, batas ini adalah 1,3 miliar dollar AS pada 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bill Gates bertahan di posisi puncak daftar ”The Forbes 400” yang dibuat majalah Forbes dan selama 21 tahun berturut-turut berada di posisi itu dengan nilai kekayaan 81 miliar dollar AS pada 2014. Kekayaan Gates naik 9 miliar dollar AS dari kekayaannya pada 2013.
Ada 27 pendatang baru dalam daftar itu, termasuk Jan Koum (urutan ke-62), pendiri WhatsApp, dengan kekayaan 7,6 miliar dollar AS.
Kenaikan kekayaan tertinggi dialami Mark Zuckerberg (ke-11). Salah satu pendiri Facebook ini memiliki kekayaan 34 miliar dollar AS atau naik dari 15 miliar dollar AS pada 2013.
Dari 400 warga terkaya itu, sebanyak 276 orang menjadi kaya dari hasil keringat sendiri. Sementara 58 orang adalah penerima warisan kekayaan dan 66 orang mewarisi kekayaan, tetapi bisa mengembangkannya.
Sektor industri penyumbang kekayaan terbanyak adalah investasi (termasuk di bursa saham dan modal), yang diraih 99 orang dalam daftar itu. Sebanyak 52 orang dari bisnis teknologi informasi dan 30 orang dari bisnis makanan dan minuman.
Merapuhkan
Majalah Forbes menilai kekayaan warga terkaya AS ini melahirkan kerapuhan pada fabrikasi sosial masyarakat AS. Hal itu didasarkan pada fakta dan dugaan bahwa kekayaan itu muncul dari situasi yang dinilai tak adil.
Menurut Forbes, para pemimpin dan pemilik perusahaan mengambil porsi keuntungan lebih besar dan tidak membayar lebih kepada pekerjanya. Alasan lain, pengenaan pajak yang lebih rendah karena para orang kaya itu berjuang untuk membayar pajak lebih rendah.
Menurut Forbes, kini sedang terjadi ketimpangan di AS. Survei terbaru yang dilakukan Harvard Business School menyimpulkan ketimpangan akan menggerogoti kekuatan AS pada masa depan. Data Badan Intelijen Pusat AS (CIA) menunjukkan, koefisien gini AS pada 2007 adalah 45 atau urutan ke-41 tertinggi di dunia. Bandingkan dengan koefisien gini Indonesia, yakni 36,8, atau urutan ke-82. (MON)
Sumber: Kompas, 1 Oktober 2014