”Forbes” Terbitkan Daftar 50 Orang Terkaya
Majalah Forbes mengeluarkan Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia. Bos perusahaan rokok masih menjadi orang paling kaya di Indonesia. Sejumlah pengusaha ada yang melorot posisinya. Namun, ada juga nama yang untuk pertama kali masuk dalam daftar.
Kakak beradik bos rokok Djarum, Robert Budi dan Michael Hartono, masih menempati posisi pertama. Kekayaan mereka tercatat 16,5 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 198 triliun dengan kurs Rp 12.000.
Dalam pengumuman yang dimuat di laman majalah tersebut, Kamis (4/12), kekayaan mereka, selain dari rokok, juga dari sektor perbankan, yakni Bank Central Asia, yang menjadi salah satu bank swasta terkuat. Mereka juga memiliki sejumlah properti berupa gedung perkantoran di pusat bisnis Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagian orang yang masuk dalam daftar tersebut tidak bersedia dimintai komentar. Mereka mengaku enggan berbicara mengenai kekayaan, tetapi lebih suka berbicara mengenai bisnis.
Urutan kedua masih ditempati pengusaha rokok Susilo Wonowidjojo, pemilik pabrik rokok Gudang Garam. Jumlah kekayaannya mencapai 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 96 triliun.
Salah satu yang menarik adalah ada nama-nama baru yang muncul, di antaranya Purnomo Prawiro dari Blue Bird Group dengan kekayaan 1,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 15,6 triliun. Purnomo ada di peringkat ke-25 orang terkaya di Indonesia.
Tidak mudah
Orang terkaya ke-11, Dato’ Sri Tahir (62), pemimpin Grup Mayapada, menegaskan, dirinya biasa saja menerima pengakuan ini. Tahir mengatakan, setiap pengakuan, penghargaan, dan kehormatan yang diperolehnya melalui proses yang tidak mudah, penuh keringat, dan kerja keras.
Tahir menegaskan, semua penghargaan tersebut menimbulkan harapan dari masyarakat kepada dirinya untuk bisa berbuat sesuatu yang lebih berarti bagi mereka.
”Karena itu, dalam setiap kuliah umum atau seminar, saya selalu menekankan bahwa saya lahir di Indonesia. Jadi, saya harus kembalikan semua ini kepada negara ini. Semua ini karena saya ada dan tinggal di negara ini,” ujar Tahir yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, Maret 1952.
”Karena itu, setiap kali saya mendengar lagu kebangsaan ’Indonesia Raya’, saya langsung sadar bahwa saya memperoleh semuanya dari negeri ini. Jadi, harus saya kembalikan ke negeri ini,” ujar Tahir yang memiliki aktivitas bisnis properti, garmen, rumah sakit, media, dan perbankan.
Aset perusahaan
Chairman Grup Lion Air Rusdi Kirana mengungkapkan, dirinya belum tahu jika dinilai sebagai orang kaya di Indonesia. ”Apakah mereka menilai aset perusahaan atau apa. Memangnya saya urutan ke-berapa,” ujarnya.
Menurut Rusdi, dirinya tidak memiliki aset perusahaan secara langsung. ”Itu, kan, aset perusahaan, bukan pribadi,” katanya. Namun, sebagai pemegang saham, ia memiliki aset perusahaan secara tidak langsung.
Sementara itu, orang kaya keenam, Chairul Tanjung (52), pemilik Trans Corp yang bergerak dalam bidang media, ritel, perbankan, dan taman hiburan, menolak memberikan komentar. ”Sorry, untuk yang satu ini, no comment,” kata Tanjung melalui pesan singkatnya.
Emmy Kuswandari, Corporate Public Affairs Sinar Mas, membantah Eka Tjipta Widjaja menjadi orang kaya keempat. Sebab, saat ini Eka sudah pensiun dan tidak lagi aktif di dunia bisnis.
”Saat ini perusahaan Sinar Mas dikelola secara independen dengan enam pilar bisnisnya dan 11 perusahaannya yang sudah masuk ke bursa saham,” kata Emmy. (FER/ARN/PPG)
Sumber: Kompas, 5 Desember 2014