Bisnis Semikonduktor

- Editor

Rabu, 12 Januari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan menyelesaikan pembuatan jam digital saat mengikuti lomba kompetensi siswa bidang elektronika di SMK Negeri 26 Jakarta, Selasa (25/10). Lomba ini diharapkan menjadi salah satu upaya meningkatkan kemampuan atau kemahiran siswa. 

Kompas/Heru Sri Kumoro (KUM)
25-10-2016

Siswa Sekolah Menengah Kejuruan menyelesaikan pembuatan jam digital saat mengikuti lomba kompetensi siswa bidang elektronika di SMK Negeri 26 Jakarta, Selasa (25/10). Lomba ini diharapkan menjadi salah satu upaya meningkatkan kemampuan atau kemahiran siswa. Kompas/Heru Sri Kumoro (KUM) 25-10-2016

INGAT semikonduktor, ingat Jepang. Itu gara-gara sejak tahun 1980-an produsen semikonduktor dan produk jadinya, chip telah menguasai pasar dunia. Kira-kira 42% dari semua chip buatan Jepang kebanyakan dikonsumsi oleh Sony dan Panasonic. Namun beberapa tahun belakangan ini pemasaran chip milik Jepang mulai kedodoran. Banyak saingan kini yang muncul, seperti Korea Selatan dan Taiwan yang mampu menekan biaya produksi chip.

Kemunduran Jepang juga diakibatkan penjualan produk-produk yang memakai chip seperti TV, VCRS, kom puter, pesawat telepon mulai anjlok karena resesi dunia. Beberapa perusahaan Jepang anjlok keuntungannya, seperti NEC turun 71%, Toshiba turun 39%. Akibat lesunya pasaran ini, perusahaan Fujitsu yang membuat chip berkapasitas memori satu megabit dihentikan produksinya, demikian menurut majalah Time, edisi 23 Nopember 1992.

TITIK BALIK BAGI AS
Titik balik industri semikonduktor Amerika Serikat pada tahun 1985 ketika perusahaan Amerika menurunkan petisi anti dumping untuk melawan para pembuat chip dari Jepang. Jepang telah menjual 256 kilobit memori chip seharga 2 dollar AS, padahal diperkirakan biaya produksinya mencapai 3 dollar AS, bahkan bisa lebih.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hasil yang pertama adalah adanya persetujuan perda-gangan antara. Amerika Serikat dan Jepang untuk menyehatkan kembali harga pasar chip yang terlalu rendah. Persetujuan terakhir ditanda tangani tahun 1991 lalu yang pada dasarnya menjanjikan keuntungan bagi pasaran Amerika dan pasaran non Jepang lainnya sebesar 20% dari bagian pasar yang sebelumnya dikuasai Jepang.

Persetujuan yang mengakhiri dumping itu memberi harapan pada produsen semikonduktor AS untuk memperoleh 16% bagian pasar.

Kini pihak AS mulai memainkan peranan lagi dibidang semikonduktor dan chip. Menurut hasil penelitian pasar yang diberitakan di koran USA Today, 10 Desember 1992, perusahaan AS yang dimotori oleh Motorolla dan Intel diperkirakan meraup 44% penjualan semikonduktor dunia pada tahun 1992. Untuk pertama kalinya sejak 1984, produsen chip Jepang menduduki peringkat kedua penjualan semikonduktor dunia, sebesar 43% dari total nilai 70 milyar dollar AS per tahun.

Semua itu sebagai hasil dari “bangun”nya para peneliti yang telah tidur lama, juga dana riset yang makin banyak. “kreativitas sebagai bangsa penemu” kini telah memberi semangat dan kepercayaan yang tinggi bagi bangsa AS. Tiga perusahaan produsen semikonduktor yang besar di AS adalah Motorolla, Intel dan Advanced Micro Devices.

Semikonduktor merupakan satu dari sekian produk in-dustri teknologi tinggi. Pada tahun 1980, perusahaan-perusahaan AS menguasai 60% pangsa pasar semikonduktor dunia, namun pada tahun-tahun berikutnya terjegal oleh perusahaan-perusahaan semikonduktor Jepang.

Kebangkitan AS diakibatkan oleh berbagai hal antara lain kemerosotan pihak Jepang, meledaknya pasaran komputer pribadi, keberhasilan kebijaksanaan AS, kompetisi semikonduktor berharga rendah dan sebagainya. Kemerosotan konsumsi semikonduktor di Jepang cukup mencelakakan. Pada tahun ini, penjualannya menurun sebanyak 7% dibanding tahun lalu, menjadi 19,5 milyar dollar AS.

Perusahaan semikonduktor AS, Intel, tahun ini akan menginvestasikan sebanyak 1,6 milyar dollar AS untuk membeli peralatan-peralatan modern.

Masalah kompetisi semikonduktor juga besar. Produsen semikonduktor Korea Selatan membuat semikonduktor memori, dimana dapat menyimpan informasi di komputer. Semikonduktor itu berharga murah, menyaingi pasar yang didominasi Jepang.

Kebijaksanaan pihak AS juga mendorong upaya menaikkan pamor semikonduktor AS. Sebuah konsorsium yang diberi nama Sematech mengembangkan teknik-teknik pabrikasi semikonduktor yang canggih dan berkualitas baik. Pihak AS juga berhasil menekan pihak Jepang untuk membeli semikonduktor buatannya. Menurut Craig Barret dari Intel, perusahaannya bisa jadi nomor satu sebagai produsen semi-konduktor dunia.

Perusahaan-perusahaan semikonduktor AS yang mengalami kerugian 4 milyar dollar AS antara tahun 1983-1989, kini mulai bangkit lagi. Tetapi masih ada pesaing kuat, yaitu Toshiba. Toshiba masih berada di puncak, dengan menguasai 45% dari 60 milyar dollar AS pasaran chip dunia.

Motorolla membuat chip untuk mengoperasikan kamera Canon refleksi lensa tunggal. Menurut Asosiasi Industri Semikonduktor, perusahaan-perusahaan Amerika menghasilkan 1 milyar dollar AS setiap tahun setelah perjanjian pakta perdagangabn dengan Jepang. perusahaan semikonduktor AS juga melongok ke produsen semikonduktor Korea Selatan yang melakukan dumping chip memori tahun lalu. Bulan Oktober 1992, pihak Departemen Perdagangan AS memutuskan untuk mengenakan pajak masuk sampai 87% bagi semikonduktor produksi tiga perusahaan Korea Selatan, yaitu Samsung, Hyundai dan GoldStar.

Banyak produsen chip AS yang menginginkan pemerin-tah AS untuk berbuat lebih, sebagaimana dengan Kementri-an Perdagangan dan Industri Jepang, MITI. Untuk itu pihak AS membentuk konsorsium Sematech, hasil usulan pihak Konggres. Sematech adalah kelompok riset dan pengembangannya yang didanai 50%-50% oleh Pentagon dan 12 kelompok perusahaan elektronika AS, termasuk Intel, Mo-torolla dan IBM. Melalui kantor pusatnya di Austin, Sematech mengupayakan kembalinya dominasi AS dalam peralatan pembuatan chip, seperti mesin pencetak sirkuit. Sematech juga akan membagi keuntungannya. Konsorsium ini telah mengembangkan metode yang berbiaya murah untuk pembuatan chip.

Kita tunggu pertarungan selanjutnya di bidang semikonduktor ini antara AS dan Jepang. –L. Setyowati.

Sumber: Majalah AKU TAHU/ JANUARI 1993

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 40 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB