Pengembangan Riset dan Teknologi Perlu Pertimbangkan Karakteristik Daerah

- Editor

Rabu, 14 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan riset dan teknologi oleh perguruan tinggi perlu mempertimbangan kebutuhan dan karakteristik daerah. Dengan begitu, inovasi yang dihasilkan dapat menjawab tantangan dan mendukung kemajuan ekonomi.

DOKUMENTASI HUMAS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA—Acara Dies Natalis Institut Teknologi Sumatera di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Selasa (6/10/2020).

Pengembangan riset dan teknologi oleh perguruan tinggi perlu mempertimbangkan kebutuhan dan karakteristik daerah. Dengan begitu, inovasi yang dihasilkan dapat menjawab tantangan dan mendukung kemajuan ekonomi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal itu dikatakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah AA LaNyalla M Mattalitti saat menyampaikan orasi ilmiah secara virtual dalam acara Dies Natalis Ke-6 Institut Teknologi Sumatera, Selasa (6/10/2020).

Menurut dia, setiap provinsi di Indonesia memiliki keunggulan dan kebutuhan yang berbeda. Lampung, misalnya, memiliki keunggulan di sektor pertanian dan perkebunan. Sementara itu, Bali memiliki keunggulan di sektor pariwisata. Perbedaan keunggulan daerah itu tentu memerlukan sentuhan teknologi yang berbeda.

”Iptek dibutuhkan agar Indonesia menjadi bangsa yang andal soal ketahanan pangan, bangsa yang mampu menjadi tujuan wisata dunia, bangsa yang mampu mengolah sumber daya mineral dengan baik dan bervisi kelanjutan,” kata La Nyalla.

Dia meyakini, pendekatan iptek yang dipadukan dengan kekayaan dan kearifan lokal akan mampu mengakselerasi pembangunan daerah. Inovasi yang tepat juga akan mampu mendorong kemajuan perekonomian Indonesia.

DOKUMENTASI HUMAS ITERA—Pembangkit listrik tenaga surya yang dibangun di Institut Teknologi Sumatera pada 2020.

Menurut dia, berdirinya Institut Teknologi Sumatera diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketertinggalan pembangunan di wilayah Jawa dan Luar Jawa. Riset dan inovasi yang dikembangkan Itera diharapkan juga mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada Sumatera, seperti masalah konektivitas antardaerah.

Dia menambahkan, kehadiran Itera juga melengkapi institut teknologi yang ada di Indonesia, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya dan Institut Teknologi Kalimantan. Seluruh lembaga pendidikan itu diharapkan dapat bersinergi untuk mendorong kemajuan Indonesia.

Saat ini, pemerintah telah mengalokasikan dana abadi penelitian sebesar Rp 5 triliun pada APBN tahun 2020. Pemerintah akan meningkatkan anggaran itu secara bertahap. ”Pemerintah juga telah mendorong dunia industri untuk memperkuat inovasi berbasis riset nasional, dengan memberikan insentif melalui skema pemotongan pajak,” tuturnya.

Dia menambahkan, penguatan riset juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan dana pengembangan pendidikan nasional yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Saat ini, dana yang dikelola telah mencapai lebih dari Rp 66 triliun.

Rektor Itera Ofyar Z Tamin mengatakan, Itera didirikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang berkualitas di Indonesia. Pihaknya berkomitmen mencetak sumber daya manusia yang cakap, unggul, dan kreatif.

Selama ini, Itera juga telah berkontribusi dalam pembangunan berbagai infrastruktur strategis di Lampung dan daerah lain di Sumatera. Itera juga telah membangun pusat riset dan inovasi.

Tahun ini, Itera juga mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas satu megawatt peak. Pembangkit itu juga sekaligus difungsikan sebagai laboratorium.

Oleh VINA OKTAVIA

Editor: AUFRIDA WISMI WARASTRI

Sumber: Kompas, 6 Oktober 2020

 

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB