Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, akan segera melengkapi program pendidikan keprofesiannya. Setelah membuka program profesi perawat dan apoteker, kali ini giliran profesi fisioterapi bakal masuk dalam daftar program pendidikan keprofesian yang dimiliki Fikes UMM.
Penyelenggaraan pendidikan profesi fisioterapi tersebut menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 80 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan dan praktik fisioterapis. Ditargetkan mulai tahun ajaran 2018/2019, pendidikan profesi fisioterapi akan mulai menerima pendaftaran bagi mahasiswa baru (bisa dari lulusan sarjana fisioterapi UMM sendiri).
”Ketersediaan program profesi fisioterapi di Indonesia masih terbatas, padahal kebutuhannya banyak. Itu karena lulusan strata 1 fisioterapi tidak bisa langsung bekerja dan harus mengambil studi profesi,” kata Kepala Program Studi yang merupakan ketua tim taskforce pendirian profesi fisioterapi, Atika Yulianti, Rabu (30/5/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI–Universitas Muhammadiyah Malang membuka program pendidikan profesi fisioterapi. Program pendidikan profesi ini masuk dalam fakultas ilmu kesehatan, melengkapi program pendidikan profesi sebelumnya yang juga sudah ada, yakni apoteker dan perawat.
Di Indonesia baru lima perguruan tinggi yang memiliki program profesi fisioterapi, yaitu Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Solo, Universitas Udayana Bali, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI–Universitas Muhammadiyah Malang membuka program pendidikan profesi fisioterapi. Program pendidikan profesi ini masuk dalam fakultas ilmu kesehatan.
Selain sarana dan prasarana sebagai syarat instrumen pendiriannya, juga dibutuhkan 12 pengajar yang berlatar belakang sarjana fisioterapi dan master fisioterapi dengan latar belakang biomekanik; olahraga; keamanan, kesehatan dan kesehatan kerja (K3); dan lainnya.
”Didirikannya pendidikan program profesi fisioterapi menjadi tantangan bagi kami untuk menjadikan fisioterapi lebih berkembang lagi. Mahasiswa juga diharapkan mengenalkan fisioterapi ke daerah-daerah. Karena bagaimanapun, di Jawa Timur sendiri profesi fisioterapi masih sangat terbatas, tidak seperti di daerah-daerah lain,” katanya.
Salah satu upaya yang juga dilakukan untuk menopang pendirian program ini, Fikes UMM mengirim pengajarnya ke sejumlah perguruan tinggi di luar negeri untuk mengambil studi doktoral, di antaranya Dimas Sondang Irawan di Mahidol University Thailand dan Rakhmat Rosadi di National Cheng Kung University, Taiwan.–DAHLIA IRAWATI
Sumber: Kompas, 30 Mei 2018