Keberadaan pusat data komputasi awan itu penting untuk Indonesia. Hal itu mampu mendorong usaha rintisan dan usaha kecil menengah berbasis teknologi digital bersaing secara global.
Kamis (15/2), Alibaba Cloud meresmikan beroperasinya pusat data global mereka di Indonesia. Perusahaan komputasi awan milik Alibaba Group itu menjadi platform komputasi publik pertama yang bersifat global dan menyediakan layanan lokal bagi pelaku bisnis di Indonesia.
Alibaba Cloud merupakan perusahaan komputasi awan terbesar di China yang kini sudah memiliki 14 pusat data di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
NINO CITRA ANUGRAHANTO UNTUK KOMPAS–Acara peluncuran beroperasinya pusat data Alibaba Cloud di Indonesia di Jakarta, Kamis (15/3).
Head of Alibaba Cloud ASEAN dan New Zealand Raymond Ma mengatakan, kehadiran pusat data itu menawarkan kepada usaha rintisan solusi komputasi awan terbaru dengan kecerdasan pengolahan data yang memberikan kemudahan pada usaha-usaha berbasis teknologi.
”Kami menjadi yang terdepan dalam pengembangan kecerdasan data. Ini mampu membantu usaha rintisan ataupun UKM yang mau mengembangkan bisnisnya secara digital dengan tawaran kemudahan teknologi dari kami,” kata Raymond di Jakarta, dalam peluncuran pusat data itu. Acara peluncuran itu dihadiri pula oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
NINO CITRA ANUGRAHANTO UNTUK KOMPAS–Head of Alibaba Cloud ASEAN dan New Zealand Raymond Ma
Sebelumnya, Rudiantara pernah menyatakan ingin menghasilkan 1.000 usaha rintisan pada 2020. Hal itu dilakukan lewat kerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Raymond menyampaikan keberadaan pusat data ini mampu membantu Indonesia untuk mencapai cita-cita tersebut. Ia mengatakan, Alibaba Cloud mempunyai layanan komputasi awan yang terjangkau dan berskala luas. Hal itu tepat untuk usaha rintisan ataupun usaha kecil menengah (UKM) yang membatasi pengeluaran.
Sementara itu, keuntungan juga didapatkan karena luasnya jaringan Alibaba Cloud. Raymond menyatakan, usaha rintisan dan UKM itu dapat ikut bersaing di kancah internasional karena jangkauan operasional dari perusahaan ini yang sangat luas.
Dalam peluncuran itu, Rudiantara menyambut baik Alibaba Cloud yang membuka pusat datanya di Indonesia. Ia mengharapkan agar pihak Alibaba Cloud memberikan nilai tambah bagi Indonesia dengan berinvestasi lewat pendirian pusat data itu. Selain itu, keberadaan pusat data global itu diharapkan Rudiantara juga merangkul talenta-talenta muda Indonesia.
–Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara
Alex Li, General Manager Alibaba Cloud Asia-Pacific, mengatakan, terkesan dengan anak-anak muda Indonesia. Ia menilai, anak-anak muda Indonesia itu energik dan impresif.
”Mereka mempunyai semangat tinggi dan daya juang yang tinggi. Selain itu, mereka juga pekerja keras. Mereka sangat suka belajar,” kata Alex. ”Ini jadi nilai tambah tersendiri bagi anak-anak muda Indonesia.”
Alex juga menjamin talenta-talenta muda Indonesia bakal mendapatkan kesempatan bekerja di pusat data itu. Ia memiliki prinsip harus membuat pusat data yang bermuatan atau bernuansa lokal. Salah satu caranya adalah dengan memperkerjakan orang-orang lokal di tempat pusat data itu didirikan.
NINO CITRA ANUGRAHANTO UNTUK KOMPAS–General Manager Alibaba Cloud Asia Pacific Alex Li
”Kami jelas memberi kesempatan besar untuk orang lokal berada di pusat data ini. Hal tersebut menjadi cara kami memberikan pelayanan yang terbaik,” kata Alex.
”Tidak hanya di Indonesia, di mana pun kami mendirikan pusat data, kami akan merekrut orang lokal. Kami percaya talenta lokal ini bisa mendorong pertumbuhan usaha dan memberikan konsumen pengalaman yang baik.”
Saat ini, perusahaan berbasis teknologi digital dari Indonesia yang sudah pernah terbantu oleh komputasi awan yang disediakan oleh Alibaba Cloud adalah Tokopedia, GTech Digital Asia, Dwidaya Tour, dan Yogrt.
Chief Data Officer GTech Digital Asia Joulmer mengatakan, hadirnya pusat data Alibaba Cloud di Indonesia memberikan keuntungan untuk perusahaan tersebut. ”Ini berkenaan dengan kewajiban perusahaan berbasis teknologi digital yang haus menyimpan datanya secara lokal,” kata Joulmer.DD16
Sumber: Kompas, 15 Maret 2018