Layanan Komputasi Awan Dorong Kemajuan Iklim Ekonomi Digital

- Editor

Jumat, 5 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan layanan komputasi awan diperlukan untuk mendorong iklim ekonomi digital agar bertumbuh pesat. Layanan itu dinilai dapat menghemat biaya investasi untuk infrastruktur perangkat keras secara efisien serta mampu mengelola data lebih cepat.

”Indonesia memiliki potensi yang besar dalam jumlah pengguna internet. Iklim layanan komputasi awan ini diharapkan mendorong ekonomi digital agar semakin berkembang pesat,” ucap Managing Director Asia Pasifik Google Cloud Rick Harshman di sela-sela acara Google Cloud Summit, Kamis (4/10/2018), di Jakarta.

Google berencana mengembangkan layanan komputasi awan di Indonesia dengan membuka kawasan Google Cloud. Tindakan itu diharapkan dapat memberikan kinerja tinggi bagi pelaku usaha dalam penggunaan data berbasis awan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

MELATI MEWANGI UNTUK KOMPAS–Acara Google Cloud Summit, Kamis (4/10/2018), di Jakarta.

Sejumlah perusahaan yang telah menggunakan layanan komputasi awan itu antara lain PT Blue Bird Tbk, Traveloka, Go-Jek, Tokopedia, Sale Stock, dan CT Corp.

Selain itu, region komputasi awan terdiri dari beberapa zona ketersediaan yang didesain untuk menyediakan tingkat ketersediaan yang tinggi untuk meningkatkan perlindungan terhadap gangguan pelayanan. Sejumlah perusahaan yang telah menggunakan layanan komputasi awan itu antara lain PT Blue Bird Tbk, Traveloka, Go-Jek, Tokopedia, Sale Stock, dan CT Corp.

Berbagai layanan komputasi awan yang tersedia memungkinkan pengusaha menyimpan dan menganalisis data tanpa perlu memiliki perangkat keras dan staf khusus. Pada era data besar (big data), perkembangan usaha ditentukan seberapa cepat perusahaan itu mampu membaca tren pasar melalui data yang terkumpul. (Kompas.id, 20/9/2018)

MELATI MEWANGI UNTUK KOMPAS–Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit P Djokosoetono

Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit P Djokosoetono mengatakan, teknologi komputasi awan membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya lebih baik. Pengelolaan data yang dihasilkan oleh layanan itu membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan terukur.

”Layanan itu juga membantu jika ada perubahan tren permintaan dan persediaan taksi di masa mendatang. Kami bisa memprediksinya lebih akurat,” ujar Sigit.

Senada dengan Sigit, Leroy Pinto, Group Executive Director for Digital CT Corp, menilai layanan itu memungkinkan dalam menyatukan organisasi yang dulunya terpisah-pisah menjadi lebih terintegrasi dan mengandalkan data.

Adapun Chief Technology Officer Sale Stock Garindra Prahandono menuturkan, penggunaan layanan komputasi awan membuat pengumpulan data pengguna menjadi lebih cepat dan mampu menghemat biaya hingga lima kali lipat. Selain itu, kebutuhan staf khusus untuk menanganinya juga sedikit.

Dalam era transformasi digital, upaya pemerintah mendorong tumbuhnya ekonomi digital sangat diperlukan. Regulasi perlu diatur dan dipersiapkan agar tidak menghambat perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Berdasarkan Pasal 17 Ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik menyebutkan, penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan publik wajib menempatkan pusat data di wilayah Indonesia untuk kepentingan penegakan hukum, perlindungan, dan penegakan kedaulatan negara terhadap data warga negaranya.

Menanggapi hal itu, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani P mengatakan, pemerintah secara bertahap akan memperbaiki iklim berbisnis di Indonesia.

”Transformasi digital tidak bisa dihambat lagi. Kita harus membangun negeri kita dengan ekonomi digital. Ayo bangun optimistis untuk membangun bersama,” katanya. (MELATI MEWANGI)-ADHI KUSUMAPUTRA

Sumber: Kompas, 4 Oktober 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Haroun Tazieff: Sang Legenda Vulkanologi yang Mengubah Cara Kita Memahami Gunung Berapi
BJ Habibie dan Teori Retakan: Warisan Sains Indonesia yang Menggetarkan Dunia Dirgantara
Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Jumat, 13 Juni 2025 - 11:05 WIB

Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer

Jumat, 13 Juni 2025 - 08:07 WIB

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Rabu, 11 Juni 2025 - 20:47 WIB

Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan

Berita Terbaru

Artikel

James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta

Jumat, 13 Jun 2025 - 08:07 WIB