Alibaba Bangun Pusat Data Ketiga di Indonesia

- Editor

Jumat, 3 Juli 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pusat data ketiga milik Alibaba di Indonesia ini direncanakan siap diresmikan pada 2021. Langkah ini mengkokohkan posisi Alibaba di Indonesia di tengah kedatangan raksasa komputasi awan lainnya, AWS dan Google Cloud.

ALIBABA CLOUD—Penampakan ruang pusat data Alibaba Cloud.

Perusahaan platform komputasi awan Alibaba Cloud saat ini sedang membangun pusat data ketiganya di Indonesia. Pusat data ini direncanakan siap diresmikan dan beroperasi pada 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini adalah bagian dari rencana ekspansi global Alibaba Cloud senilai 28 miliar dollar AS selama tiga tahun mendatang. Presiden Alibaba Cloud Intelligence Jeff Zhang mengungkapkan, hal ini bertujuan untuk memosisikan perusahaannya sebagai tulang belakang infrastruktur ekonomi digital dunia.

”Kami saat ini hadir di 21 region dan melayani lebih dari 200 negara di dunia. Kami bisa membantu perusahaan kecil maupun besar memanfaatkan inovasi digital melalui layanan Alibaba Cloud,” ujarnya saat membuka Alibaba Cloud Summit 2020 yang digelar secara virtual pada Kamis (2/7/2020) siang.

Dengan beroperasinya tiga pusat datanya di Indonesia pada 2021, Alibaba Cloud berharap perusahaan Indonesia akan memiliki jaringan yang lebih cepat dengan tingkat latency yang rendah. Semakin dekat jarak fisik antara pusat data dan sistem milik klien, jeda akses akan lebih singkat.

Country Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen mengatakan, hal itu diharapkan akan memperkuat ketersediaan layanan yang lebih terjamin. ”Hal ini sangat penting karena semakin banyak bisnis, termasuk perusahaan tradisional, seperti bank, yang memindahkan infrastruktur TI mereka ke cloud di masa pandemi,” kata Chen.

Menanggapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate meminta para pelaku usaha pusat data dan komputasi awan dapat melakukan bisnisnya sesuai dengan prinsip pengelolaan data yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Indonesia; sah secara hukum, kepatutan, dan manajemen data yang transparan.

”Inisiatif yang dilakukan Alibaba Cloud dapat menjadi bagian upaya percepatan transformasi digital di Indonesia,” kata Johnny.

Ekonomi berbasis internet Indonesia memang sedang mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan laporan ”E-Conomy SEA 2019” dari Google, ekonomi digital Indonesia pada 2019 memiliki nilai sebesar 40 miliar dollar AS atau sekitar Rp 575,7 triliun. Ini peningkatan yang cukup besar dibandingkan lima tahun sebelumnya. Pada 2015, nilai ekonomi digital Indonesia sekitar 8 miliar dollar AS (Rp 115 triliun).

Pertumbuhan pesat ini dinilai Google akan terus terjadi. Menurut prediksinya, pada 2025, perekonomian digital Indonesia akan menjadi yang pertama menembus angka 100 miliar dollar AS di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan mencapai angka 130 miliar dollar AS sekitar Rp 1.870 triliun.

Kokohkan posisi
Dengan demikian, Alibaba Cloud semakin mengokohkan posisinya di tengah kedatangan para raksasa industri komputasi awan lainnya, Amazon Web Services (AWS) dan Google Cloud Platform (GCP) di Indonesia.

Industri pusat data Indonesia sedang tumbuh. Berdasarkan data asosiasi perusahaan pusat data Indonesia (Indonesia Data Center Provider Organization/IDPro), saat ini kapasitas total pusat data di Indonesia adalah 53 megawatt (MW).

Firma konsultan Frost and Sullivan pada risetnya memperkirakan ada pertumbuhan compound annual growth rate (CAGR) industri pusat data dari 2015-2022 mencapai 35 persen.

Beberapa waktu lalu, hasil analisis firma investasi CBRE, kata Ketua IDPro Hendra Suryakusuma, bahwa akan ada peningkatan kapasitas sebesar 70 MW pada 2021.

GCP baru saja meresmikan beroperasinya pusat data pertama mereka di Indonesia pada pekan lalu. Pusat data tersebut akan menjadi pusat data kedua di Asia Tenggara setelah Singapura.

AWS di sisi lain berencana mulai mengoperasikan pusat datanya di Indonesia paling lambat awal tahun 2022.

Oleh SATRIO PANGARSO WISANGGENI

Editor KHAERUDIN KHAERUDIN

Sumber: Kompas, 2 Juli 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB