Peneliti LIPI Temukan Spesies Baru

- Editor

Selasa, 3 Juli 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ahli taksonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berhasil mengidentifikasi jenis anggrek baru dari flora endemik Gunung Kinabalu, Sabah, Malaysia. Observasi dan penelitian dilakukan dari spesimen yang disimpan di Herbarium Kew, Inggris, periode Mei sampai Juli 2011 dan dimuat pada jurnal ilmiah di pertengahan 2012 ini dengan nama Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood.

”Anggrek itu dibawa dan disimpan di Inggris sejak tahun 1961,” kata Destario Metusala, penemu spesies anggrek baru tersebut, Minggu (1/7), ketika dihubungi di Pasuruan, Jawa Timur. Destario menjadi peneliti pada Kebun Raya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Purwodadi, Pasuruan. Destario mengatakan, Gunung Kinabalu sebagai salah satu hot spot keragaman tumbuhan di kawasan Asia Tenggara.

Eksplorasi dan observasi secara intensif telah dilakukan lebih dari seratus tahun silam. Tempat ini selain memiliki kekayaan jenis yang melimpah, juga dikenal memiliki tingkat endemisitas yang tinggi pula. Keragaman yang sama juga dijumpai di hutan-hutan Indonesia, termasuk di Kalimantan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kajian taksonomi anggrek mengungkap 726 taksa anggrek terbagi dalam 134 marga. Sekitar 25 persen di antaranya endemik Sabah, dan lebih dari 46 persen endemik Pulau Borneo (Kalimantan).

Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan LIPI dan Kebun Raya Bogor Mustaid Siregar mengatakan, Destario merupakan peneliti anggrek yang kompeten. Penemuan spesies anggrek baru ini sebetulnya bisa untuk menggairahkan ekonomi baru di bidang spesies anggrek.

”Seperti Singapura yang berhasil memajukan industri anggrek hibrid. Ladang kita sebetulnya anggrek spesies ini,” kata Mustaid.

Destario mengatakan, spesies anggrek baru yang ditemukan tersebut dimuat pada Malesian Orchid Journal. Epithet kinabaluense menandakan lokasi asal spesimen anggrek. Marga Cleisocentron di Pulau Kalimantan ada empat jenis. Sejauh ini hanya dari kawasan Sabah.

”Anggrek baru ini ditemukan secara tidak sengaja saat saya melakukan observasi lebih dari 2.000 spesimen herbarium anggrek yang berasal dari kawasan Sabah,” kata Destario.

Menurut dia, penemuan ini menjadi kejutan tersendiri bagi taksonom anggrek di Kew. Pasalnya, mereka tidak menyangka masih ditemukan jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah dilakukan observasi berulang-kali untuk karya tulis ilmiah atau buku mengenai flora. (NAW)

Sumber: Kompas, 2  Juli 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB