Kematian Ibu; Kebijakan Harus Berbasis Bukti Ilmiah

- Editor

Kamis, 26 Oktober 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia memakai metode evidence summit untuk mencari akar masalah masih terjadinya kematian ibu dan bayi meski ekonomi dan infrastruktur Indonesia mengalami kemajuan. Harapannya, pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan bisa merumuskan solusi berbasis bukti.

“Ada 7.000 riset tentang kematian ibu dan bayi untuk mencari bukti ilmiah paling relevan dengan situasi sekarang,” kata anggota Komisi Bidang Ilmu Kedokteran Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Irawan Yusuf, di Jakarta, Rabu (25/10).

Masalah kematian ibu dan bayi tergolong kompleks. Meski infrastruktur dan layanan kesehatan meningkat, ada masalah sumber daya manusia sektor kesehatan, seperti persebaran tenaga medis dan kompetensinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, ada masalah sosial yang pelik, seperti kurangnya kesadaran pemerintah daerah untuk membangun sistem kesehatan dan rendahnya pengetahuan masyarakat terkait kesehatan ibu hamil dan bayi. “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan memang membantu, tetapi belum maksimal jika masalah sosial belum dipecahkan,” ujarnya.

Secara terpisah, Deputi Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia Mimi Sutriyatmi menjelaskan, secara sosial, posisi sebagian perempuan dinilai lebih rendah daripada lelaki. Itu mengakibatkan, mereka tak bisa mengakses informasi tentang kesehatan dan mengambil keputusan terkait dirinya.

Salah satu contoh adalah sebagian perempuan kurang asupan gizi karena pangan diprioritaskan bagi anggota keluarga laki- laki. Akibatnya, pembentukan kesehatan jasmani perempuan tak optimal. Bahkan, saat hamil, ia tetap tak mendapat tambahan nutrisi. Itu diperburuk dengan tak ada keringanan beban kerja bagi perempuan hamil.

“Akses ke fasilitas kesehatan juga tak bebas karena perempuan harus mendapat izin dari suami ataupun keluarga untuk pergi ke puskesmas,” kata Mimi. Itu menghambat pelayanan kesehatan bagi perempuan. (DNE)

Sumber: Kompas, 26 Oktober 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB