Pertahankan Kualitas Hidup Pasien
Tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, berhasil mengoperasi tumor ganas tulang pada tulang bahu kiri pasien asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Itu dilakukan tanpa mengamputasi tangan kiri sehingga mutu hidup pasien terjaga.
Ketua tim dokter RSUD Moewardi, Rhyan Darmasaputra, yang juga dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, Kamis (12/10), di Solo, mengatakan, tumor tersebut awalnya menyerang sumsum tulang belikat pasien, Ny S (45), warga Ngawi. Operasi dilakukan pada 5 Oktober lalu dan berlangsung selama tujuh jam. Setelah kondisinya stabil, kemarin, pasien diizinkan pulang.
Dalam waktu sekitar enam bulan, tumor tumbuh cepat hingga memunculkan benjolan besar pada bahu kiri. Akibat serangan tumor itu, tulang belikat dan sebagian tulang humerus kiri hilang atau hancur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah pasien menjalani pemeriksaan menyeluruh, tim dokter RSUD Dr Moewardi yang menangani pasien memutuskan melakukan prosedur operasi dengan mempertahankan anggota gerak, yakni tangan kiri. Prosedur operasi dengan melakukan amputasi tangan sebenarnya lebih mudah dilakukan.
Namun, tim dokter memutuskan tidak mengamputasi tangan kiri agar mutu hidup pasien tetap terjaga. “Kami berusaha menyelamatkan anggota gerak, tangan kiri, karena masih ada peluang walau kecil dengan risiko tinggi,” ujarnya.
Cepat membesar
Menurut Rhyan, tumor ganas tersebut cepat membesar karena memiliki struktur kaya jaringan pembuluh darah yang terhubung langsung ke jantung. Kondisi itu menyebabkan operasi pengangkatan tumor tersebut memiliki risiko kematian tinggi akibat pendarahan hebat jika terjadi kesalahan prosedur operasi sedikit saja.
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA–Ketua tim dokter Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi, dr Rhyan Darmasaputra, spesialis ortopedi dan traumatologi (kiri), serta dr Darmawan Ismail, spesialis bedah toraks dan kardiovaskular, memberikan penjelasan penanganan tumor ganas tulang yang menyerang tulang bahu kiri seorang pasien asal Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, di RSUD Dr Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/10). Tim dokter berhasil mengangkat tumor tanpa harus mengamputasi tangan kiri pasien.
Rhyan menjelaskan, setelah dioperasi, tangan kiri pasien saat ini masih berfungsi dengan baik meski terbatas. Jari-jari, pergelangan tangan, dan siku bisa digerakkan, tetapi bahu tidak bisa digunakan untuk mengangkat lagi. “Targetnya memang tidak pulih 100 persen, tetapi pasien masih punya tangan,” katanya.
Menurut Rhyan, penanganan kasus serupa umumnya akan dilakukan dengan operasi amputasi lantaran tindakannya lebih sederhana. Kemungkinan lebih buruk, penanganan bisa berakhir dengan kematian.
Bagi tim dokter dari RSUD Dr Moewardi, ini merupakan kasus kedua yang berhasil ditangani setelah yang pertama pada 2016. “Dari 1.000 kasus, yang ideal dilakukan seperti ini hanya 10, sedangkan kasus yang lain harus amputasi atau malah angkat tangan,” ujarnya.
Dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular RSUD Moewardi, Darmawan Ismail, yang juga anggota tim, menambahkan, untuk mencegah perdarahan hebat, dilakukan tindakan embolisasi atau membuntukan pembuluh darah ke jaringan tumor. Prosedur pembuntuan pembuluh darah tersebut tidak mudah karena adanya pembuluh darah yang terhubung ke leher belakang dan tangan kiri.
Jika tindakan pembuntuan tersebut keliru, maka hal itu akan mengakibatkan komplikasi berupa stroke atau tangan kiri terpaksa diamputasi. “Kami buntukan dengan menggunakan obat tertentu,” kata Darmawan Ismail.
Setelah operasi berhasil dilaksanakan, tim dokter akan melaksanakan evaluasi patalogi anatomi untuk menentukan tipe tumor pasien. Hal tersebut bertujuan menentukan penanganan selanjutnya, misalnya kemoterapi atau radioterapi.(RWN)
Sumber: Kompas, 13 Oktober 2017