Kemandirian Teknologi; Satelit Lapan A3/IPB Diluncurkan Juni

- Editor

Selasa, 26 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Generasi terbaru satelit eksperimen Lapan A3/IPB akan diluncurkan dari Bandar Antariksa Sriharikota, India, 10 Juni nanti. Salah satu fungsi satelit hasil kerja sama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan dan Institut Pertanian Bogor itu untuk pemantauan pertanian.

Setiap tahun, kebijakan impor beras menimbulkan perdebatan. Meski produktivitas lahan bisa diperkirakan, luasan areal panen sulit dipercaya. Dengan pencitraan satelit, luas areal panen dan produktivitas lahan yang beragam bisa dihitung lebih akurat.

“Ke depan, penentuan luasan panen padi tak memakai angka ramalan karena konversi lahan pertanian terjadi,” kata Rektor Institut Pertanian Bogor Herry Suhardiyanto pada sosialisasi persiapan peluncuran Satelit Lapan A3/IPB dan Hasil Operasi Satelit Lapan A2/Orari di Pusat Teknologi Satelit Lapan, Rancabungur, Bogor, Senin (25/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemantauan pertanian itu jadi salah satu fungsi satelit Lapan A3/IPB untuk melaksanakan klasifikasi lahan dan observasi lingkungan melalui pencitra push broom (teknologi pengambil citra dengan sensor spektroskopi) multispektral dan kamera visibel resolusi tinggi. Adapun misi ilmiah satelit ialah mengukur medan magnet bumi.

1644973447b44c9a9580483041c05a7eKOMPAS/M ZAID WAHYUDI–Perekayasa Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Senin (25/4), mengamati satelit Lapan A3/IPB. Satelit itu akan dikirim ke India akhir bulan ini dan diluncurkan dari Bandar Antariksa Sriharikota, India, 10 Juni mendatang. Salah satu fungsi satelit itu adalah untuk pemantauan pertanian.

Selain itu, satelit berfungsi memantau lalu lintas laut global. Lapan A3/IPB mengorbit bumi melintasi kutub utara dan kutub selatan bumi. Itu akan melengkapi data pantauan lalu lintas kapal laut dari satelit Lapan A2/Orari yang mengorbit bumi di sekitar khatulistiwa.

“Selain deteksi kapal pencuri ikan, satelit itu juga bisa melacak lalu lintas kapal yang mengancam negara, seperti mendeteksi penyanderaan 10 anak buah kapal Brahma 12 beberapa waktu lalu,” kata Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan Abdul Rahman.

Menurut Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, desain, perancangan, produksi, dan pengujian Lapan A3/IPB dilakukan ahli Indonesia dengan fasilitas di Indonesia. Produksi satelit memakai fasilitas Lapan dan pengujian dengan fasilitas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

“Biaya produksi Lapan A3/IPB sekitar Rp 60 miliar dan Lapan A2/Orari Rp 50 miliar,” ujarnya. Dibandingkan dengan satelit eksperimen sebelumnya, Lapan A3/IPB berbobot 115 kilogram atau 39 kg lebih berat daripada Lapan A2/Orari. Penambahan berat penting dalam pembuatan satelit operasional pengamatan bumi berbobot 1.000 kg.

Untuk itu, perlu penyiapan fasilitas dan dana besar, tetapi itu terkendala terbatasnya dana Lapan. Padahal, teknologi satelit yang dikembangkan bermanfaat besar bagi masyarakat dan bangsa. “Butuh Rp 1,5 triliun untuk mewujudkan satelit operasional,” kata Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati. (MZW)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Satelit Lapan A3/IPB Diluncurkan Juni”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Berita Terbaru

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB

Fiksi Ilmiah

Bersilang Nama di Delhi

Minggu, 6 Jul 2025 - 14:15 WIB

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB